(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah tergelincir pada akhir pekan, tetapi tetap mendekati level tertinggi 3,5 tahun karena sanksi baru AS terhadap Iran memperketat prospek untuk pasokan Timur Tengah.
Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, yang memompa sekitar 4 persen dari minyak dunia, setelah meninggalkan kesepakatan yang dicapai pada akhir 2015 yang membatasi ambisi nuklir Teheran sebagai ganti penghapusan sanksi AS dan Eropa.
Pasar minyak global seimbang, dengan eksportir utama Arab Saudi dan produsen No.1 Rusia telah memimpin upaya untuk membatasi pasokan minyak untuk menopang harga.
Harga Minyak mentah berjangka AS berakhir turun 66 sen menjadi $ 70,70, setelah menyentuh tinggi 3,5 tahun dari $ 71,89 pada hari Kamis.
Harga minyakmentah berjangka Brent jatuh ke level terendah sesi pada $ 77,04 per barel menuju penutupan perdagangan. Pada hari Kamis, Brent mencapai $ 78, tertinggi sejak November 2014.
Untuk minggu ini, minyak mentah Brent berada di jalur untuk naik sekitar 3 persen, dan minyak mentah AS membukukan kenaikan 1,4 persen.
Banyak analis memperkirakan harga minyak akan naik karena ekspor Iran turun.
Bank investasi AS, Jefferies, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka memperkirakan ekspor minyak mentah Iran akan mulai jatuh dalam beberapa bulan ke depan.
Di luar OPEC, melonjaknya produksi minyak mentah AS dapat membantu mengisi kesenjangan pasokan Iran. Produksi minyak AS mencapai rekor tinggi minggu lalu, mencapai 10,7 juta bpd.
Itu naik 27 persen sejak pertengahan 2016 dan berarti bahwa produksi AS merayap lebih dekat dengan produsen utama Rusia, yang memompa sekitar 11 juta bpd.
Jumlah kilang mingguan dari laporan Baker Hughes GE menunjukkan pengebor AS menambahkan 10 kilang hingga total 844. Jumlah kilang adalah indikator yang memandang ke depan pada produksi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi bergerak naik mengingat rencana AS mengenakan sanksi terhadap Iran yang akan menekan produksi minyak Iran. Namun perlu diwaspadai aksi profit taking, juga jika dolar AS terus menguat akan menekan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 71,20-$ 71,70, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 70,20-$ 69,10.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group