(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah menguat pada Kamis (17/05) di sesi Asia, dengan minyak mentah Brent merayap mendekati $ 80 per barel, tingkat yang belum terlihat sejak November 2014, karena pasokan berkurang sementara permintaan tetap kuat.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) berada di $ 71,68 per barel, naik 19 sen, atau 0,3 persen.
Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 79,32 per barel pada 0027 GMT, naik 4 sen dari penutupan terakhir mereka.
Bank ANZ mengatakan pada hari Kamis bahwa Brent saat ini berpotensi untuk menembus $ 80 per barel, dengan risiko geopolitik terus mendukung harga, dan penurunan tak terduga dalam persediaan di AS.
Persediaan minyak mentah AS turun 1,4 juta barel dalam seminggu hingga 11 Mei menjadi 432,34 juta barel.
ANZ mengatakan persediaan AS yang jatuh “meningkatkan kekhawatiran pasar yang ketat menuju ke musim mengemudi AS,” di mana permintaan biasanya naik.
Melihat melampaui perubahan musiman, bank AS, Morgan Stanley mengatakan telah menaikkan perkiraan harga Brent menjadi $ 90 per barel pada tahun 2020, karena peningkatan permintaan yang stabil.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2018 dari 1,5 juta barel per hari (bpd) menjadi 1,4 juta bpd.
IEA mengatakan permintaan minyak global akan rata-rata 99,2 juta barel per hari pada 2018.
Dan meskipun persediaan saat ini hanya mencapai 98 juta bph akibat pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), IEA mengatakan bahwa pertumbuhan non-OPEC yang kuat akan tumbuh sebesar 1,87 juta bpd pada 2018.
Kenaikan produksi utama adalah Amerika Serikat, di mana produksi minyak mentah telah melonjak sebesar 27 persen dalam dua tahun terakhir, ke rekor 10,72 juta bpd.
Itu menempatkan Amerika Serikat dalam jangkauan produsen utama Rusia, yang memompa US $ 11 juta bph.
Sebagai hasil dari lonjakan produksi, minyak mentah AS semakin banyak muncul di pasar global sebagai ekspor.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik terdorong penurunan pasokan mingguan AS. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 72,20-$ 72,70, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 71,20-$ 70,70.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group