(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah jatuh pada hari Kamis (19/07) setelah kenaikan tak terduga pasokan minyak mentah AS, produksi AS mencapai rekor tertinggi dan pengekspor utama minyak meningkatkan produksi.
Harga minyak mentah berjangka AS WTI bergerak turun 39 sen atau 0,57 persen pada $ 68,37 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 55 sen atau 0,75 persen, menjadi $ 72,35 per barel.
Brent telah jatuh hampir 9 persen dari tertinggi minggu lalu di atas $ 79 pada bukti yang muncul dari produksi yang lebih tinggi dari Arab Saudi dan anggota lain dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak serta Rusia dan Amerika Serikat.
Administrasi Informasi Energi AS mengatakan pada hari Rabu, produksi minyak mentah AS telah mencapai 11 juta barel per hari (bpd) untuk pertama kalinya. Negara ini telah menambahkan hampir 1 juta bpd dalam produksi sejak November, berkat peningkatan pesat dalam pengeboran serpih.
Lonjakan tajam dalam persediaan minyak mentah AS juga ditambahkan ke nada bearish di pasar.
Pasokan minyak mentah AS naik 5,8 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 3,6 juta barel.
Pasokan bensin AS turun 3,2 juta barel pekan lalu, sementara pasokan distilasi, yang termasuk solar dan minyak pemanas, turun 371.000 barel, kata EIA.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters sebelum rilis data memperkirakan pasokan bensin akan tidak berubah dan pasokan distilat akan menunjukkan sekitar 900.000 barel.
Sementara itu, produsen OPEC dan non-OPEC memangkas produksi minyak pada bulan Juni sebesar 20 persen lebih dari tingkat yang disetujui, dibandingkan dengan 47 persen pada bulan Mei, dua sumber yang akrab dengan masalah tersebut kepada Reuters pada hari Rabu.
Arab Saudi meningkatkan produksi tajam bulan lalu, meningkatkan pengiriman minyak mentah ke pasar dunia sebesar 390.000 bpd hingga 7,6 juta bpd, data pelacakan tanker Kpler menunjukkan. Itu adalah peningkatan terbesar sejak akhir 2016, menurut International Energy Agency (IEA).
Sebuah survei Reuters terhadap produksi OPEC menunjukkan produksi Saudi pada rekor hampir mencapai 700.000 bpd pada 10,70 juta bpd.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi melemah dengan peningkatan pasokan AS dan produksi OPEC dan Rusia. Juga menguatnya dolar AS berpotensi menekan harga minyak mentah.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group