(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit di Malaysia turun setelah tiga hari berurutan naik, mengikuti turunnya harga minyak kedelai karena perang dagang antara AS dan Cina
Harga minyak sawit Oktober di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 1 % menjadi 2,191 ringgit ($537.80) perton pada penutupan perdagangan. Volume perdagangan sebanyak 49,614 lot, dari per lot 25 ton.
Harga minyak kedelai di AS turun sejak Presiden Trump merencanakan mengenakan 25% tariff terhadap $200 milyar import dari Cina, diubah dari tariff 10% sebelumnya. Perubahan ini terjadi karena impor AS dari Cina lebih besar daripada ekspor AS ke Cina. Harga minyak sawit Desember di Chicago turun 1.2% pada hari Rabu dan berikutnya turun 0.7% lagi.
Harga minyak sawit sangat dipengaruhi oleh harga minyak kedelai dan minyak nabati lainnya di dunia. Harga minyak sawit sempat mencapai tertinggi tiga minggu di harga 2,233 ringgit, harga tertinggi sejak 11 Juli, kenaikan harga juga karena pengaruh dari melemahnya ringgit dan peraturan penggunaan biodiesel di Indonesia juga mempengaruhi harga sawit. Melemahnya ringgit membuat harga minyak sawit murah bagi pembeli di luar Malaysia.
Indonesia mengeluarkan peraturan pada hari Rabu kemarin bahwa kendaraan berat dan mesin-mesin industri akan menggunakan biodiesel sejak 1 September mengganti import solar dan mengurangi defisit negara. Bahan dasar biodiesel dari minyak kelapa sawit dimana Indonesia sebagai produsen terbesar dari kelapa sawit.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group