Emas Turun Namun Potensi Naik Mengintip

795

(Vibiznews-Commodity) Komoditi emas berjuang bangkit dari kerendahan selama 17 bulan pada hari Jumat, namun pada hari Senin tertahan oleh kombinasi faktor-faktor yang negatif. Laporan pekerjaan bulanan AS bulan Juli menguatkan ekspektasi pasar bahwa the Fed akan berpegang pada siklus pengetatan kebijakan moneter yang bertahal dan ini membuat pergerakan naik yang berarti dari metal kuning menjadi tertahan.

Hal ini ditambah dengan minat beli terhadap “greenback”, dengan indeks dolar AS mengalami kenaikan yang lumayan diatas batas kunci 95.00, memicu aksi jual yang baru atas komoditi yang berdenominasikan dolar seperti emas.

Harga emas turun pada hari Senin kemarin dibawah tekanan jual oleh para investor dan juga dolar AS yang menguat dan eskalasi yang lain di dalam konflik perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat.

Dolar AS naik pada hari Senin kemarin, menanjak kearah ketinggian satu tahun, dengan meningkatnya retorika perang dagang antara Amerika Serikat dan para partner dagangnya membantu kenaikan matauang Amerika Serikat. Para investor sebagian besar telah membeli dolar AS sebagai asset “safe haven” dibandingkan dengan emas pada saat pertikaian perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina meningkat.

Emas spot turun 0.2% di 1,211.16 per ons setelah naik setinggi $1,217.85 pada awal perdagangan. Emas berjangka Amerika Serikat turun 0.3% di $1,219.50 per ons.

Ole Hansen, kepala strategi komoditi  Saxo Bank di Copenhagen mengatakan,”Secara keseluruhan tren bearish masih dalam kontrol dan mereka terus menambah posisi jual mereka – baik angka bersih maupun kotor mencapai rekornya.”

Para hedge funds dan money manager menambah 13.931 kontrak kepada posisi jual bersih mereka pada minggu yang berakhir pada 31 Juli, menjadi 41.087 kontrak, terbesar sejak angka rekor menjadi tersedia secara publik pada 2006. Emas telah berada pada tren turun setelah mencapai puncaknya di $1,365.23 pada tanggal 11 April. Metal kuning ini telah turun 11% dan menyentuh kerendahan selama 17 bulan pada hari Jumat minggu lalu.

Media negara Cina pada hari Senin mengecam kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump dalam serangan pribadi yang tidak biasa. Analis OCBC Barnabas Gan mengatakan,”Dolar AS yang bertambah mahal membuat tahanan atas rally harga emas. Arah turun lebih jauh bagi emas kelihatannya masih mungkin khususnya jika dolar AS terus mengalami rally.”

Sekalipun kondisi “bearish” masih mendominasi, ada potensi “bullish” yang mengintip. Amerika Serikat pada hari Selasa membawa kembali sanksi ekonomi atas Iran yang diangkat oleh pemerintahan Obama sebagai bagian dari kesepakatan perlucutan nuklir Iran yang dibatalkan oleh Presiden Trump. Kemungkinan naiknya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran bisa menjadi titik nyala api geopolitik berikutnya di dunia kerja, yang bisa mendorong naik harga emas dan perak. Laporan-laporan mengatakan bahwa orang-orang Iran sedang membeli dan menimbun emas karena kekuatiran akan runtuhnya ekonomi Iran.

“Support” terdekat berada pada area $1207-06, yang apabila tertembus bisa meluncur mengetes angka disekitar $1200 dan diakhiri pada $1194. Arah yang sebaliknya dibatasi oleh rintangan terdekat pada area $1128-20, yang mana jika tertembus bisa memicu aksi lindung jual dan menaikkan harga komoditi emas ke area $1224-25 dan diakhiri dengan “resistance” pada $1228.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here