(Vibiznews-Forex) Walaupun harga emas telah mandek di sekitar $1,200 per ons untuk lima minggu berturut-turut, seorang analis metal berharga melihat potensi untuk metal kuning dengan para investor Amerika Serikat mengabaikan meningkatnya resiko inflasi dan politik domestik.
Di dalam laporannya yang dirilis pada akhir hari Senin, Jonathan Butler, ahli strategi metal berharga di Mitsubishi Corp mencatat bahwa pemilihan pertengahan waktu Amerika Serikat tinggal kurang dari dua bulan lagi dan hasilnya bisa memberikan implikasi buat dolar AS dan selanjutnya terhadap harga emas.
Butler mengatakan,”Bukan rahasia lagi bahwa ke Presidenan Donald Trump bergantung kepada pemilihan pertengahan waktu – jika Demokrat memperoleh kontrol di Parlemen pada bulan November nanti, proses pemecatan Presiden bisa dimulai dalam waktu yang sangat pendek. Ketidakpastian politik yang disebabkan oleh pemecatan Presiden bisa membuat dolar AS kehilangan pijakannya dan memberikan dukungan bagi emas.”
Data polling keseluruhan menunjukkan bahwa Demokrat memiliki lebih dari delapan poin memimpin diatas Republikan di dalam pemungutan suara kongres pada pemilihan tanggal 6 November.
Butler mengatakan,”Dengan pasar menjadi satu arah terhadap assets beresiko pada iklim ekonomi sekarang ini, ada bahaya bahwa resiko politik AS akan terlewatkan.”
Faktor yang kedua dimana Butler melihat dukungan terhadap harga emas selama sisa dari tahun ini adalah tekanan inflasi. Dia mencatat bahwa inflasi telah berada pada target 2% dari Federal Reserve dengan ekonomi terus bertumbuh dan pasar tenaga kerja semakin ketat.
Sementara ada faktor-faktor yang mendukung emas sepanjang jalan, Butler mengakui bahwa pasar masih harus berurusan dengan badai yang sulit dalam jangka pendek, terutama karena menguatnya dolar AS. “Greenback” terus menemukan “support” sebagai akibat dari meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina.
Harga emas telah bergerak ke level yang sedikit lebih rendah dan mendekati kerendahan harian di dalam perdagangan akhir pagi hari pada hari Selasa kemarin. Sebagian penjualan yang baru yang berdasarkan analisa grafik telah terjadi pada hari Selasa kemarin, dengan tren turun dalam jangka pendek memiliki keuntungan tehnikal secara keseluruhan. Ada juga sebagian tekanan jual atas emas pada hari Selasa kemarin berkaitan dengan ide bahwa eskalasi dari perang dagang AS dengan Cina akan memicu berkurangnya permintaan terhadap metal yang keluar dari Cina, karena ekonomi Cina dipengaruhi secara negatif oleh tarif Amerika Serikat. Emas berjangka bulan Desember terakhir diperdagangkan turun $3.00 per ons pada posisi $1,203.10.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido