(Vibiznews – Economy & Business) – Pada bulan September 2018 ekonomi Indonesia kembali alami deflasi untuk kedua kalinya sejak Agustus 2017, dimana bulan sebelumnya telah jatuh indeks harga konsumen ke posisi negatif alias deflasi. Badan Pusat Statistik Indonesia telah umumkan hari Senin (01/10) data tingkat inflasi bulan September 2018.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2018 tercatat pada posisi 133.83 yang telah deflasi 0,18%, melanjutkan deflasi bulan sebelumnya di 0,05%. Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga dari kelompok bahan makanan, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
Yang mengalami kenaikan menurut laporan BPS seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; kelompok sandang; kelompok kesehatan; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga.
Untuk tingkat tahunan, inflasi dari Januari hingga September 2018 sebesar 1,94 persen dan secara year of year atau tahun ke tahun (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 2,88 persen.
Dan untuk tingkat inflasi inti pada September 2018 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, dan secara tahunan (Januari–September 2018) sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi komponen inti yoy (September 2018 terhadap September 2017) sebesar 2,82 persen.
Bank Indonesia menyatakan untuk ke depannya inflasi diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile food.
Jul Allens, Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang