(Vibiznews – Commodity) Harga minyak retreat dari tertinggi empat tahun pada Kamis (04/10), terpicu prospek peningkatan produksi cepat dari Arab Saudi dan Rusia.
Harga minyak mentah berjangka AS turun 56 sen menjadi $ 75,85, setelah mencapai tertinggi empat tahun di $ 76,90 pada hari Rabu.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 40 sen menjadi $ 85,89 per barel pada 8:40 pagi ET (1240 GMT), setelah naik ke tertinggi November 2014 dari $ 86,74 sehari sebelumnya.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Kamis bahwa OPEC mampu meningkatkan produksi sebesar 1,3 juta barel per hari, tetapi tidak memberikan sinyal bahwa kelompok produsen akan melakukannya.
Tidak semua anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak memiliki ruang lingkup untuk meningkatkan produksi yang cukup untuk mengimbangi kerugian pasokan yang berasal dari sanksi AS terhadap Iran.
Rusia dan Arab Saudi mencapai kesepakatan pribadi pada bulan September untuk meningkatkan produksi minyak, Reuters melaporkan pada hari Rabu, sebelum berkonsultasi dengan produsen lain termasuk sisa OPEC.
Sementara itu, pasokan minyak mentah AS naik hampir 8 juta barel pekan lalu, kenaikan terbesar sejak Maret 2017, data Administrasi Informasi Energi menunjukkan.
Produksi minyak mentah AS tetap pada rekor tinggi 11,1 juta barel per hari, menurut angka mingguan awal yang kemudian direvisi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas bergerak lemah terpicu kekuatiran peningkatan produksi Arab Saudi dan Rusia. Penguatan Dolar AS juga menambahkan tekanan pada harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 75,40-$ 74,90, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 76,40-$ 76,90.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group