(Vibiznews-Commodity) Harga emas naik dengan solid dan kembali berada diatas $1,200.00 pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat hari Kamis kemarin, karena permintaan “safe-haven” ditengah aksi jual yang tajam di pasar saham dunia yang menakutkan para trader dan investor di seluruh dunia. Data inflasi AS yang sangat lemah juga memberikan dorongan terhadap pasar metal. Dan indeks dolar AS yang merendah pada hari kemarin juga memberikan hal yang positip bagi kenaikan metal berharga.
Emas berjangka bulan Desember terakhir diperdagangkan naik $17.50 per ons pada $1,210.70. Perak Comex bulan Desember terakhir naik $0.184 pada $14.515 per ons.
Laporan indeks harga konsumen AS untuk bulan September yang dirilis pada hari Kamis kemarin muncul naik tipis 0.1% dari bulan Agustus, sementara diperkirakan kenaikan 0.2%. Harga emas terdorong naik ke ketinggian harian karena data tersebut, yang menunjukkan inflasi AS tidak seluruhnya problematis dan juga memberi petunjuk kepada Federal Reserve untuk menahan percepatan kenaikan tingkat bunga AS.
Pasar saham global terpukul turun semalam, menyusul hantaman bertubi-tubi atas pasar saham AS yang terjadi pada hari Rabu. Pasar saham Cina turun lebih dari 5% dan menyentuh kerendahan empat tahun semalam. Indeks saham AS turun tajam pada pembukaan pasar dan akan berada pada kerendahan dalam tiga bulan ketika sesi pasar New York dimulai. “Price action” pada hari Rabu dan Kamis kemarin sekarang menjadi lebih kuat menunjukkan indeks saham AS telah mencapai puncak jangka pendek, jika bukan top mayor, Demikianlah perkembangan “bullish” untuk asset keras yang berkompetisi seperti metal.
Penurunan yang tajam dari Yuan Cina terhadap dolar AS menjadi fokus lagi pada akhir minggu ini. Depresiasi Yuan membuat ekspor Cina menjadi lebih murah pada pasar dunia, tetapi hal ini juga mengundang arus keluar modal dari Cina. AS telah memperingati Cina tentang menggunakan matauangnya untuk memperoleh keuntungan perdagangan dunia.
Keengganan terhadap resiko yang tajam sekarang menguasai pasar dan sebagian disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, dengan implikasi naiknya inflasi bersamaan dengan pengaruh yang negatif terhadap pasar saham global. Harga treasury AS naik kemarin karena permintaan “safe-haven”.
Diskusi diantara trader dan investor saat ini adalah apakah the Fed akan mengerem kenaikan tingkat bunga. Setelah aksi jual saham, pada hari Rabu Presiden Trump mengatakan,”the Fed sedang membuat kesalahan” dan “saya pikir the Fed telah kurang waras.” Retorika dari Presiden AS pasti akan menarik perhatian dari anggota FOMC the Fed yang membuat kebijakan tingkat bunga.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido