(Vibiznews-Commodity) Emas tergelincir pada hari Selasa kemarin karena dolar mengambil keuntungan dari keprihatinan mengenai eskalasi pertikaian dagang antara Amerika Serikat dengan Cina, membuat metal berharga tertekan ke dekat level tehnikal kunci yang bisa memicu spekulasi penurunan harga yang lebih jauh.
Emas spot turun 0.6% ke $1,222.05 per ons pada 17.17 WIB, setelah sebelumnya menyentuh posisi terendah dalam seminggu. Emas berjangka AS turun 0.3% menjadi $1,223.70 per ons.
Dolar AS naik ke ketinggian selama 2 ½ bulan terhadap sekeranjang matauang utama dunia lainnya setelah Bloomberg melaporkan bahwa Washington sedang bersiap-siap untuk mengumumkan tarif terhadap semua barang-barang impor Cina yang masih tersisa pada awal bulan Desember jika pembicaraan pada bulan depan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Cina Xi Jinping gagal meredakan perang dagang.
Analis dari Capital Economics Ross Strachan mengatakan,”apresiasi dolar AS tidak mendukung emas dan pergerakan turun secara umum nampaknya berhubungan dengan meningkatnya spekulasi mengenai pergerakan selanjutnya oleh pemerintahan Trump sehubungan dengan tarif.”
Harga emas telah tergelincir sekitar 10% dari puncaknya pada bulan April setelah para investor beralih ke dolar AS sebagai tempat “safe-haven”, dengan perang dagang antara AS dengan Cina terbentang ditengah latar belakang kenaikan tingkat bunga AS yang lebih tinggi lagi.
Secara tehnikal, emas sedang mengetes “support” pada “moving average” 100 hari disekitar $1,220. Analis dari Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan,”Jika harga emas turun dibawah dari moving average 100 hari, para spekulator cenderung menambah posisi jual. Jika itu terjadi, ada resiko harga emas bisa turun kearah $1,200 lagi.” Sedangkan arah sebaliknya dari pergerakan harga emas akan berhadapan dengan bekas “support” yang telah tertembus yang sekarang menjadi “resistan” yang dinamis di $1,231.70.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido