(Vibiznews – Commodity) Harga Minyak naik lebih dari 1 persen pada hari Senin (12/11), sebagai kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan setelah Arab Saudi mengatakan OPEC dan mitranya percaya bahwa permintaan cukup melunak untuk menjamin pemotongan produksi 1 juta barel per hari.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, mengatakan pada hari Minggu akan memangkas pengirimannya dengan setengah juta barel per hari pada bulan Desember karena permintaan musiman yang lebih rendah.
Harga minyak mentah berjangka AS naik 36 sen menjadi $ 60,69 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 80 sen pada hari ke $ 70,98 per barel pada 1205 GMT.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada hari Senin OPEC dan para mitranya setuju bahwa analisis teknis menunjukkan kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak tahun depan sekitar 1 juta bph dari tingkat Oktober untuk menghindari penumpukan minyak mentah yang tidak diinginkan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional merilis laporan bulanan mereka masing-masing tentang prospek pasokan minyak dan permintaan akhir pekan ini.
Harga minyak telah turun sekitar 20 persen pada bulan lalu, didorong lebih rendah oleh peningkatan cepat dalam pasokan global dan ancaman perlambatan permintaan.
Produksi dari Arab Saudi, Rusia dan Amerika Serikat saja telah meningkat 1,05 juta bpd dalam tiga bulan terakhir, berdasarkan angka produksi resmi.
Hal ini membuat OPEC berebut untuk menyesuaikan produksinya sendiri, yang sekitar 33,3 juta bph, menyumbang sekitar sepertiga dari total pasokan harian global.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi naik dengan kesepakatan OPEC dan sekutunya untuk mengurangi pasokan minyak mentah. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 61,20-$ 61,70, dan jika turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 60,20-$ 59,70.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
