(Vibiznews – Index) – Inflasi harga konsumen China yang dilaporkan kantor Statistik negeri tersebut melambat ke level terendah 6-bulan di 1,9 persen y/y di bulan Desember 2018 dari 2,2 persen di bulan sebelumnya dan di bawah konsensus pasar 2,1 persen. Dari data tersebut, biaya non-makanan meningkat pada tingkat yang lebih rendah, sementara inflasi makanan tetap pada level terendah dalam tiga bulan.
Inflasi makanan hanya 2,5 persen pada bulan Desember, yang tidak berubah dari bulan sebelumnya dan tetap pada titik terendah dalam 3 bulan, terutama didorong oleh inflasi harga sayuran segar 4,2 persen; buah segar 9,4 persen; dan telur 0,7 persen. Sementara itu biaya yang terus turun untuk minyak nabati -0,3 persen dan babi -1,5 persen.
Untuk inflasi biaya non-makanan naik 1,7 persen, berkurang dari kenaikan 2,1 persen pada bulan November. Inflasi melambat untuk bahan bakar dan utilitas; pendidikan, budaya dan rekreasi; barang & jasa rumah tangga; dan layanan kesehatan. Selain itu, biaya transportasi dan komunikasi turun 0,7 persen, dibandingkan dengan kenaikan 1,6 persen pada November.
Inflasi inti tahunan yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 1,8 persen pada bulan Desember, tidak berubah dari dua bulan sebelumnya. Dan secara bulanan, inflasi harga konsumen datar di bulan Desember setelah turun 0,3 persen di bulan November.
Untuk keseluruhan tahun 2018, tingkat inflasi di China tercatat pada 2,1 persen, meleset dari target pemerintah sekitar 3 persen.
Selain melaporkan inflasi harga konsumen, Statistik China juga melaporkan indeks harga produsen yang meningkat 0,9 persen dari tahun sebelumnya di bulan Desember, jauh lebih lambat dari kenaikan 2,7 persen di bulan sebelumnya dan kehilangan ekspektasi pasar 1,6 persen. Data tersebut merupakan inflasi produsen terendah sejak September 2016.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Jul Allens