Likuiditas Perbankan Masih Ketat Tahun 2019

802
Survei Perbankan Triwulan I 2023

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Mengacu pada data Bank Indonesia, rasio CASA (current account dan saving account) atau dikenal dengan dana murah perbankan per Desember 2018 sebesar 54,84%, turun 118 basis poin (bps) dibanding November 2018 yang sebesar 56,02%. Sedangkan pertumbuhan deposito (high cost of fund/dana mahal) pada Desember 2018, sebesar 5,6% (yoy) dengan nilai deposito terhimpun sebesar Rp 2.394,9 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan November 2018 sebesar 4,1% (yoy) senilai Rp 2.377,3 triliun.

Apa artinya?

Terjadi pengetatan likuiditas perbankan di akhir tahun 2018 dan pengetatan ini diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini. Untuk mengatasinya, perbankan akan semakin mengejar pertumbuhan CASA alias dana murah. Karenanya, perebutan dana murah (low cost of fund) perbankan tahun ini diprediksi masih akan terjadi seiring pengetatan likuiditas.

Tentu saja masing-masing bank memiliki strategi khusus untuk meningkatkan pertumbuhan CASA, artinya lebih fokus pada peningkatan tabungan atau giro dibandingkan pertumbuhan deposito. Ini menjadi tantangan bagi perbankan saat ini untuk mengembangkan produk CASA tersebut.

Dari informasi beberapa bank yang kami peroleh, misalnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), rasio CASA BNI di bulan Desember 2018 mencapai 65,98% dan mereka akan menargetkan pertumbuhan CASA di tahun 2019 ini minimal 60% dengan cara meningkatkan transaksi digitalnya. Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), rasio CASA di bulan Desember 2018 mencapai 76,66% sedangkan target rasio CASA di tahun 2019 adalah di level 74% – 76%.

Lain halnya dengan PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), bank menengah ini mentargetkan rasio CASA di tahun 2019 berada di level 30% karena rasio CASA di bulan Desember 2018 hanya mencapai 23.07%.

Selanjutnya PT Bank CIMB Niaga Tbk menargetkan rasio CASA di tahun ini sebesar 56 – 57%, sementara pencapaian rasio CASA di Desember 2018 berada di kisaran 54% – 55% strategi yang akan dilakukan adalah meningkatkan transaksi e- commerce dan transaksi digital banking.

Jadi likuiditas perbankan  tahun ini memang diperkirakan masih akan ketat, namun karena tekanan perang dagang masih manageable dan rencana kenaikan suku bunga global masih tertahan  maka tekanan akan CASA masih terkendali.

 

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group

Editor : Asido Situmorang

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here