(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia bergerak melemah oleh dana asing yang keluar, ditambah sentimen dari bursa kawasan Asia yang mengkhawatirkan prospek ekonomi global. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 2.03% ke level 6,389.085. Untuk minggu berikutnya (18-22 Februari 2019), IHSG kemungkinan menghadapi tekanan sedikit terkoreksi lalu berpotensi rebound karena sudah di sekitar area oversold. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6535 dan kemudian 6581, sedangkan support level di posisi 6302 dan kemudian 6251.
Mata uang rupiah secara mingguan melemah 0.73% ke level 14,143, sementara dollar di pasar global menguat dalam pelemahan mata uang Eropa. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,132 dan 14,230, sementara support di level Rp13,890 dan Rp13,832.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; disambung dengan data Core Durable Goods Orders m/m dan Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam; berikutnya rilis pidato Anggota FOMC Williams pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Average Earnings Index 3m/y Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis German Flash Services PMI pada Kamis sore; ditutup dengan pidato ECB President Draghi pada Jumat malam.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes dari RBA Australia; dilanjutkan dengan rilis pengumuman BI7DRR Bank Indonesia pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 6.00%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat sebagai alternatif safe haven ditambah melemahnya euro karena prospek kawasan yang suram, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 96.91. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1292. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1514 dan kemudian 1.1569, sementara support pada 1.1214 dan 1.1118.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2885 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3216 dan kemudian 1.3257, sedangkan support pada 1.2669 dan 1.2396. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 110.45. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.45 dan 122.59, serta support pada 109.56 serta level 106.61. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7141. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7294 dan 0.7393, sementara support level di 0.7057 dan 0.6992.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia berakhir menguat secara mingguan oleh harapan perkembangan dalam negosiasi perdagangan AS – China, namun di akhir pekan tertahan kekhawatiran atas prospek ekonomi AS dan global. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 20885. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21330 dan 21870, sementara support pada level 20305 dan lalu 18945. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 27869. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28567 dan 28656, sementara support di 27312 dan 26826.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat, dengan Dow membukukan gain rally selama 8 minggu berturut-turut, oleh harapan akan terdapatnya kesepakatan dalam negosiasi perdagangan AS – China. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 25869.93, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25975 dan 26273, sementara support di level 24878 dan 24321. Index S&P 500 minggu lalu melompat ke level 2747.48, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2816 dan 2894, sementara support pada level 2681 dan 2616.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau merangkak naik ke level 2 minggu tertingginya karena data ekonomi AS yang kurang menggembirakan, sehingga harga emas spot menguat ke level $1314.22 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1325 dan berikut $1335, serta support pada $1297 dan $1276.
Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu suku bunga -pengetatan atau penahanannya- di antara kekhawatiran atas masa depan ekonomi global merupakan sebagian major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido