Harga Minyak Merosot Merespon Sentimen Campuran Pasokan

853

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun pada hari Senin (15/04) dengan sentimen sinyal campuran pada pasokan global dan tanda-tanda Rusia dapat keluar dari pengurangan produksi OPEC dan sekutunya.

Namun kerugian dibatasi oleh pengetatan pasokan global, karena produksi telah turun di Iran dan Venezuela di tengah tanda-tanda Amerika Serikat akan semakin memperketat sanksi terhadap dua produsen OPEC tersebut.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 35 sen, atau 0,55 persen, $ 63,54 per barel. WTI menyentuh level tertinggi lima bulan pada $ 64,79 minggu lalu.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 31 sen, atau 0,43 persen, pada $ 71,24 per barel, setelah mencapai tertinggi sejak 12 November pada hari Jumat di $ 71,87.

OPEC dan sekutunya bertemu pada bulan Juni untuk memutuskan apakah akan terus menahan pasokan. OPEC, Rusia dan produsen lainnya, mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan.

Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, dianggap tertarik untuk terus memotong, tetapi sumber-sumber dalam kelompok itu mengatakan dapat meningkatkan produksi mulai Juli jika gangguan berlanjut di tempat lain.

Sementara itu, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dikutip oleh kantor berita TASS mengatakan pada hari Sabtu bahwa Rusia dan OPEC dapat memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk memperjuangkan pangsa pasar dengan Amerika Serikat tetapi ini akan mendorong harga minyak serendah $ 40 per barel.

Di sisi bullish, kepala National Oil Corp Libya pada hari Jumat memperingatkan bahwa pertempuran baru dapat menghapus produksi minyak mentah di negara itu.

Produksi juga telah menurun tajam di Venezuela karena sanksi A.S. Produksi Iran diperkirakan akan menderita ketika Amerika Serikat memperketat sanksi terhadap Teheran pada bulan Mei.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah terpicu kekuatiran peningkatan pasokan Rusia dan AS. Namun sentimen pengetatan pasokan, seiring sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, serta pengurangan produksi OPEC menjadi pembatas kerugian. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 63,00-$ 62,50, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 64,00-$ 64,50.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here