(Vibiznews – Economy) – Kantor statistik nasional China atau NBS mengumumkan pertumbuhan kinerja manufaktur China turun secara tak terduga di bulan April 2019, setelah periode bulan sebelumnya berada di posisi delapan bulan tertinggi. Dampak dari turunnya data ini membuat bursa dan mata uang Australia drop.
Indeks PMI Caixin China General Manufacturing turun ke posisi 50,2 pada April 2019 dari periode bulan Maret di posisi 50,8 dan jauh dibawah ekspektasi pasar di posisi 51. Data indeks PMI di atas 50 menunjukkan kinerja yang ekspansi, sementara yang di bawah itu menunjukkan kontraksi.

Turunnya kinerja manufaktur tersebut menurut NBS dipicu oleh menurunnya pertumbuhan output dan pesanan baru pada tingkat yang lebih rendah sementara penjualan ekspor menyusut untuk bulan kedua berturut-turut di tengah permintaan luar negeri yang lebih lemah.
Indeks PMI adalah survei bisnis yang menawarkan pandangan sekilas tentang apa yang terjadi dalam suatu perekonomian, karena biasanya merupakan salah satu indikator ekonomi utama pertama yang dirilis setiap bulan. Untuk Cina, PMI adalah salah satu indikator ekonomi yang secara global diawasi ketat oleh investor untuk tanda-tanda masalah di tengah hambatan domestik dan negosiasi perdagangan AS-China yang sedang berlangsung.
Bursa saham Australia merosot dengan indeks ASX200 turun hingga 0,50 persen, demikian juga dolar Australia turun sekitar 0,2% terhadap dolar AS setelah rilis kedua data PMI yang membalikkan kenaikan sebelumnya. Dolar Australia sering dianggap sebagai proksi investasi untuk prospek ekonomi Tiongkok karena China adalah mitra dagang terbesar Australia.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang



