(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mixed pada hari Rabu (01/05) terpicu peningkatan persediaan minyak mentah AS, diimbangi sentimen krisis di Venezuela dan sanksi AS terhadap Iran.
Pasokan minyak mentah AS naik 6,8 juta barel menjadi 466,4 juta barel dalam seminggu hingga 26 April, American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, mengatakan pada hari Selasa.
Harga minyak mentah berjangka AS turun 8 sen atau 0,13 persen menjadi $ 63,83 per barel. Perdagangan tipis karena 1 Mei adalah hari libur di banyak pasar.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 20 sen atau 0,28 persen pada $ 72,26 per barel.
Di luar A.S., pasar minyak telah diperketat tahun ini karena pengurangan pasokan yang dipimpin oleh OPEC serta sanksi A.S. terhadap Venezuela dan Iran.
Pasar juga sangat memperhatikan produsen minyak Venezuela, di mana pemimpin oposisi Juan Guaido menyerukan pemberontakan terhadap Presiden Nicolas Maduro. Banyak pengamat khawatir ini dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan dan gangguan lebih lanjut pada pasokan minyak mentah.
Washington akan mencabut keringanan bagi negara-negara tertentu untuk mengimpor minyak Iran pada hari Rabu dan mengatakan itu bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak mentah Iran ke nol.
OPEC bertemu pada bulan Juni untuk membahas kebijakan produksi. Sementara Washington telah menuntut peningkatan produksi kelompok untuk menebus kekurangan dari Iran, pemimpin de facto OPEC Arab Saudi mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka tidak memiliki rencana segera untuk melakukannya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik jika hasil laporan persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA malam ini terealisir turun. Harga minyak AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 64,30-$ 64,80, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 63,30-$ 62,80.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
