Harga Minyak Jatuh Terpicu Peningkatan Ketegangan Perang Dagang AS-China

726

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak merosot pada hari Senin (06/05) setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu akan menaikkan tarif barang-barang China minggu ini, yang dikhawatirkan mengganggu pembicaraan perdagangan berbulan-bulan antara kedua negara.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $ 61,27 per barel, turun $ 1,08 per barel, atau 0,67 persen.

Harga minyak mentah berjangka Brent berada di $ 70,27 per barel, turun 58 sen per barel, atau 0,82 persen.

Trump pada hari Minggu mengatakan di Twitter bahwa ia akan secara drastis menaikkan tarif AS untuk barang-barang China minggu ini, menarik turun pasar keuangan global, termasuk minyak mentah berjangka.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk membatalkan semua pembicaraan perdagangan dengan Washington.

Di dalam industri minyak, ada tanda-tanda kenaikan lebih lanjut dalam produksi dari Amerika Serikat, di mana produksi minyak mentah telah melonjak lebih dari 2 juta barel per hari (bph) sejak awal 2018, ke rekor 12,3 juta bph. Itu telah membuat Amerika Serikat sebagai produsen terbesar di dunia di atas Rusia dan Arab Saudi.

Jumlah kilang pengeboran untuk gas di Amerika Serikat turun 3-183 dalam minggu hingga 3 Mei, sementara kilang pengeboran yang diarahkan minyak naik 2 hingga 807, data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah dengan meningkatnya kembali ketegangan perang dagang AS-China. Namun aksi bargain hunting mamanfaatkan pelemahan harga minyak dapat membatasi penurunan. Harga minyak AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 60,80-$ 60,30, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 61,80-$ 62,30.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here