(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Jumat (10/05) rebound dari penurunan 6 hari berturut dan posisi yang terburuk. Demikian juga untuk harga kopi Robusta di bursa ICE London bangkit dari posisi lebih buruk sebelumnya.
Harga kopi menguat di kedua bursa oleh aksi bargain hunting pasar merespon laporan pasokan kopi yang lebih ketat dari Vietnam, produsen kopi robusta terbesar di dunia, setelah data dari Departemen Bea Cukai Vietnam menunjukkan ekspor kopi Vietnam selama Januari-April adalah 631.946 MT, turun 13,1% y/y.
Juga, persediaan kopi saat ini selama sebulan terakhir telah menurun karena persediaan kopi yang dipantau oleh ICE turun ke level terendah 6-1/4 bulan dari 2,436 juta kantong pada hari Kamis, jauh di bawah tinggi 2,503 juta tas dari ketinggian 4-3/4 tahun dari 25 Maret
Sebelumnya harga kopi robusta jatuh ke level terendah kontrak Rabu setelah Organisasi Kopi Internasional (ICO) pada hari Selasa menaikkan estimasi surplus kopi global 2018/19 menjadi 3,7 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 3,1 juta kantong. Faktor bearish lain yang telah menekan harga kopi adalah perkiraan Senin oleh INTL FCStone untuk panen kopi 2019 Brasil turun menjadi 53 juta kantong dari 61,7 juta kantong pada 2018, yang di atas perkiraan dari Conab, agen peramalan tanaman pemerintah Brazil, dari 52,5 juta kantong .
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu bulan Juli 2019 bursa New York ditutup naik 2,30 poin atau 2,60% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $90.85 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Juli di London ditutup naik 55 poin atau 4,26% dari perdagangan sebelumnya ke posisi 1.322 pe lb.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika berpotensi naik terus oleh kuatnya mata uang Real Brasil dan laporan ICE terbaru.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang