(Vibiznews – Commodity) Harga minyak naik pada hari Jumat (10/05) saat AS menaikkan tarif pada $ 200 miliar barang-barang China yang membuat ketegangan meningkat dalam perselisihan perdagangan dua negara ekonomi terbesar di dunia.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen menjadi $ 61,93, setelah sebelumnya mencapai $ 62,49.
Harga minyak mentah berjangka brent naik 47 sen pada $ 70,86 per barel, setelah menyentuh puncak $ 71,23.
Amerika Serikat meningkatkan perang tarifnya dengan China pada hari Jumat dengan meningkatkan pungutan menjadi 25% untuk barang-barang China senilai $ 200 miliar, tetapi negosiasi tetap dilanjutkan pada hari Jumat.
Presiden A.S. Donald Trump mengeluarkan perintah untuk kenaikan tarif, dengan mengatakan China melanggar kesepakatan dengan mengingkari komitmen sebelumnya. Dia juga mengatakan akan memulai dokumen pada hari Jumat untuk bea 25% atas impor China senilai $ 325 miliar.
Kenaikan harga minyak juga didukung oleh pasokan yang lebih ketat di tengah penurunan produksi berkelanjutan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.
Tumbuhnya perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia dapat mempengaruhi permintaan minyak. Kedua negara bersama-sama menyumbang 34% dari konsumsi minyak global pada kuartal pertama 2019, data dari Badan Energi Internasional menunjukkan.
Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada November setelah menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia tahun lalu, meskipun hal itu memungkinkan pembeli terbesar Teheran untuk terus membeli minyak melalui keringanan selama enam bulan.
Pengecualian itu berakhir pada awal Mei, dengan Washington berupaya memangkas ekspor minyak Iran menjadi nol.
Sementara itu, upaya OPEC untuk mengurangi pasokan untuk mengurangi persediaan global juga telah mendukung harga.
Pasar telah didukung lebih jauh oleh ekspektasi bahwa permintaan minyak akan naik pada tahun 2019. Administrasi Informasi Energi AS mengharapkan permintaan global untuk minyak naik 1,4 juta barel per hari tahun ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik setelah kejelasan keputusan kenaikan tarif AS terhadap barang China. Kenaikan juga terdukung sentimen bullish pengetatan pasokan di Venezuela dan Iran dan jug meningkatnya proyeksi permintaan minyak global. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 62,50-$ 63,00, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 61,50-$ 61,00.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting