(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia tercatat masih menguat dalam mingguan yang keenamnya, sekalipun tempo pergerakannya melambat, di fase konsolidasi dengan bias positif, sementara bursa kawasan Asia cenderung mixed di antara ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga the Fed bulan Juli. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.23% ke level 6,373.478. Untuk minggu berikutnya (8-12 Juli 2019), IHSG kemungkinan masih dalam konsolidasinya dihadang aksi jual sementara untuk rebound lagi di sekitar akhir minggu karena uptrend dari 6 pekan lalu masih terlihat, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6419 dan kemudian 6465, sedangkan support level di posisi 6303 dan kemudian 6269.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu fluktuatif dan berakhir menguat secara mingguan 0.21% ke level Rp 14,083 di antaranya oleh meningkatnya cadangan devisa RI sebesar USD3.5 miliar ke USD123.8 miliar per Juni, sementara dollar di pasar global dalam range terbatas lalu melejit akhir minggu. Rupiah terakhirnya tercatat sebagai mata uang terkuat se-Asia vs USD di penguatan selama 7 minggu terakhir. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,167 dan 14,260, sementara support di level Rp14,042 dan Rp13,993.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis pidato Chairman the Fed Powell pada Selasa dan Rabu malam; disambung dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari serta data Core CPI m/m, dan kembali pidato Chairman the Fed Powell pada Kamis malam; berikutnya data PPI m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data GDP m/m dan Manufacturing Production m/m Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis ECB Monetary Policy Meeting Accounts pada Kamis sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data CPI y/y China pada Rabu pagi; dilanjutkan dengan rilis Trade Balance China pada Jumat pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum bergerak terbatas lalu melompat di akhir pekan oleh kuatnya rilis data tenaga kerja AS (NFP) yang melampaui ekspektasi, meredamkan kemungkinan the Fed memangkas bunganya pada Juli, dimana indeks dolar AS secara mingguan naik ke 97.29. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.1225. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1411 dan kemudian 1.1447, sementara support pada 1.1181 dan 1.1116.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2523 terhadap dollar, berlanjut turun sejak April. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2705 dan kemudian 1.2782, sedangkan support pada 1.2433 dan 1.2365. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 108.46. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.81 dan 109.93, serta support pada 106.79 serta level 105.13. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6980. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7048 dan 0.7069, sementara support level di 0.6833 dan 0.6666.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di tengah investor yang berekspektasi akan segera ada pemangkasan suku bunga the Fed. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 21,746. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21900 dan 22190, sementara support pada level 21199 dan lalu 21075. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28,775. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29008 dan 29480, sementara support di 27985 dan 27227.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dan sempat cetak rekor tertinggi barunya dan kemudian terkoreksi di akhir minggu oleh berkurangnya sentimen pemangkasan bunga di bulan Juli. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 26,922.12, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26966 dan 27050, sementara support di level 26465 dan 26415. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,990.41, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2995 dan 3050, sementara support pada level 2912 dan 2905.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi dari posisi 6 tahun tertingginya dan rally 6 minggu oleh data tenaga kerja AS (NFP) yang dirilis melebihi ekspektasi dan meredam kemungkinan pemangkasan bunga the Fed Juli, sehingga harga emas spot terkoreksi tipis ke level $1,398.96 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1438 dan berikut $1449, serta support pada $1382 dan $1332.
Banyak pelaku pasar pada minggu-minggu ini agak ragu karena kondisi pasar yang sepertinya sedang kurang jelas. Fluktuatif, variatif, mungkin juga terkesan tanpa tren yang jelas. Ada sebagian investor pun bereaksi secara sepertinya over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang gonjang-ganjing. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai “psikologi pasar”. Bagaimanapun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan kuatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, ketahuilah kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido