Market Outlook, 15-19 July 2019

2234

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau fluktuatif lalu berakhir melandai, istirahat dari rally 6 minggu sebelumnya, di fase konsolidasi dengan bias masih positif, sementara bursa kawasan Asia agak variatif di antara ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga the Fed. Secara mingguan IHSG ditutup flat 0.0% ke level 6,373.345. Untuk minggu berikutnya (15-19 Juli 2019), IHSG kemungkinan menanjak di awal pekan mengikuti uptrend 6 pekan sebelumnya serta menyambut pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT Sabtu -dengan diselingi aksi jual pendek sesudahnya- dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6465 dan kemudian 6516, sedangkan support level di posisi 6324 dan kemudian 6269.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu bergerak menguat signifikan secara mingguan 0.41% ke level Rp 14,007, terutama di akhir minggunya dan di posisi hampir 3 bulan terkuatnya, sementara dollar di pasar global tergelincir tiga hari terakhirnya. Rupiah tercatat telah menguat vs USD selama 8 minggu terakhir. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan tambah perkasa dan berada dalam range antara resistance di level 14,155 dan 14,185, sementara support di level Rp13,993 dan Rp13,965.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales m/m pada Selasa malam; disambung dengan pidato Chairman the Fed Powell pada Rabu dini hari serta rilis Building Permits pada Rabu malam; berikutnya data Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis Retail Sales m/m Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Senin pagi; dilanjutkan dengan rilis Monetary Policy Meeting Minutes RBA Australia pada Selasa pagi; diakhiri dengan pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 6.0%, walau ada ekspektasi pasar juga untuk BI mulai memangkas suku bunganya 25 bps.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah oleh kembali kuatnya ekspektasi pasar bahwa the Fed akan memangkas suku bunganya pada Juli ini, dimana indeks dolar AS secara mingguan turun ke 96.81. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau menguat tipis ke 1.1269. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1371 dan kemudian 1.1411, sementara support pada 1.1193 dan 1.1181.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat terbatas ke level 1.2577 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2705 dan kemudian 1.2782, sedangkan support pada 1.2433 dan 1.2365. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 107.89.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.97 dan 109.93, serta support pada 106.79 serta level 105.13. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7019. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7048 dan 0.7069, sementara support level di 0.6910 dan 0.6833.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah ketika investor masih ragu terhadap peluang pemangkasan suku bunga the Fed waku dekat. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 21,685. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21785 dan 21900, sementara support pada level 21488 dan lalu 21199. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 28,471. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29008 dan 29480, sementara support di 28080 dan 27985.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat tajam dan mencetak rekor tertinggi barunya oleh optimism pasar terhadap pemangkasan bunga the Fed di bulan Juli. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level rekor 27,332.03, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27350 dan 27450, sementara support di level 26665 dan 26465. Index S&P 500 minggu lalu menguat dalam rekor ke level 3,013.77, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3030 dan 3050, sementara support pada level 2952 dan 2912.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat kembali setelah pasar mengabaikan data inflasi kuat AS dan kembali dalam ekspektasi kemungkinan pemangkasan bunga the Fed Juli, sehingga harga emas spot menguat ke level $1,415.24 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1438 dan berikut $1449, serta support pada $1381 dan $1332.

Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Gejolak perang dagang AS – China, juga terhadap Eropa dan India, ekonomi Amerika yang terancam diintip resesi, ketidakpastian ekonomi global, dan seterusnya. Itu yang ramai terjadi dalam pasar financial global. Kalau Anda tidak punya waktu banyak kesempatan untuk mengikuti dan mengertikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here