(Vibiznews-Commodity) Dengan sedikitnya katalisator yang baru yang mendominasi sentimen pasar, metal berharga mengalami tekanan dan diperdagangkan pada posisi dibawah. Meskipun demikian harga emas tetap mengalami sedikit kenaikan karena grafik tehnikal tetap “bullish”, menunjukkan arah harga emas akan tetap “sideways” ke sedikit naik pada jangka pendek. Metal juga masih akan merasakan efek “bullish” dari bank sentral utama yang belakangan ini menyuarakan kebijakan moneter yang sangat “dovish”.
Emas berjangka bulan Agustus terakhir naik $3.80 per ons di $1,416.20 pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat hari Senin kemarin malam. Harga perak Comex bulan September terakhir naik $0.134 pada $15.37 per ons.
Pasar saham Asia & Eropa bercampur semalam. Indeks saham AS mengarah menguat pada saat pembukaan perdagangan sesi Amerika Serikat dimulai dan mencapai rekor ketinggian.
Berita semalam, datang dari Cina dengan kabar buruknya GDP Cina kuartal kedua dimana hanya naik 6.2% per tahun, yang merupakan kecepatan paling lambat selama 27 tahun. Hal ini membawa kepada pemikiran bank sentral Cina akan melakukan tindakan stimulus lebih jauh. Namun, laporan GDP yang melemah ini agak berkurang pengaruhnya dengan munculnya data produksi industri bulan Juni yang lebih baik daripada yang diperkirakan, naik 6.3% per tahun.
Tidak ada perkembangan yang signifikan pada medan geopolitik.
Hal kunci diluar pasar metal adalah harga minyak mentah Nymex yang naik dan diperdagangkan disekitar $60.50 per barel. Indeks dolar AS naik sedikit.
Secara tehnikal, obyektif kenaikan harga emas adalah menembus “resistance” yang solid di $1,442.90 setelah lebih dahulu melewati $1,421.60 dan kemudian $1,425.00. Sedangkan obyektif penurunan harga emas adalah menembus “support” yang solid di $1,384.70 setelah lebih dahulu melewati $1,411.20 dan kemudian $1,400.00.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido