(Vibiznews – Commodity) Harga minyak terus melonjak sekitar 3% pada hari Jumat (02/08), terpicu aksi bargain hunting setelah penurunan terbesar dalam beberapa tahun pada pengumuman Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan lebih banyak tarif pada impor China.
Kenaikan tersebut mulai berlaku pada 1 September, akan mengintensifkan perang dagang antara dua negara ekonomi utama dan konsumen minyak mentah yang telah mengganggu rantai pasokan global dan mengguncang pasar keuangan.
Harga minyak mentah berjangka Brent merosot lebih dari 7% pada hari Kamis, penurunan tertajam dalam lebih dari tiga tahun. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun hampir 8% untuk membukukan penurunan terbesar dalam lebih dari empat tahun.
Harga minyak mentah berjangka WTI naik $ 1,63, atau 3,02%, menjadi $ 55,58 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 2,03, atau 3,36%, menjadi $ 62,53 per barel.
Trump mengatakan pada hari Kamis ia akan mengenakan tarif 10% pada $ 300 miliar impor China dan dapat menaikkan tarif lebih lanjut jika Presiden China Xi Jinping gagal bergerak lebih cepat untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Pengumuman ini meningkatkan tarif Trump ke hampir semua impor China ke Amerika Serikat.
Ekonomi AS tumbuh sebesar 2,1% pada kuartal kedua, data pemerintah menunjukkan pada 26 Juli, yang mengalahkan ekspektasi para ekonom, meskipun lebih rendah dari pertumbuhan kuartal pertama.
Namun ada beberapa tanda-tanda korban ekonomi sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan China, yang minggu ini melaporkan aktivitas manufaktur melambat pada Juli.
Aktivitas manufaktur A.S. juga tergelincir bulan lalu, turun ke level terendah tiga tahun dekat, dan belanja konstruksi turun pada Juni karena investasi dalam proyek-proyek konstruksi swasta jatuh ke level terendah dalam 1-1 / 2 tahun, data menunjukkan pada hari Kamis.
Perlambatan ekonomi telah menyebabkan turunnya permintaan minyak di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia.
Jumlah minyak mentah yang diproses di kilang minyak AS rata-rata 17,2 juta barel per hari selama empat minggu terakhir, turun 1,3% dari waktu yang sama tahun lalu, data pemerintah AS menunjukkan minggu ini.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik dengan aksi bargain hunting memanfaatkan anjloknya harga minyak mentah pada sesi sebelumnya. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 56,00-$ 56,50, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 55,00-$ 54,50.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting