(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau fluktuatif dengan penguatan pada 3 hari terakhirnya walau terhadang profit taking, sementara bursa kawasan Asia umumnya menguat di antara meredanya tensi dagang. Secara mingguan IHSG ditutup terkoreksi 0.31% ke level 6,308.950. Untuk minggu berikutnya (9-13 September 2019), IHSG kemungkinan akan lebih konsolidatif sembari mencari peluang melanjutkan uptrend-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6404 dan kemudian 6468, sedangkan support level di posisi 6149 dan kemudian 6022.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau bergerak menguat di 3 hari terakhirnya antara lain terpicu rilis kenaikan cadangan devisa RI ke US$ 126,4 miliar per Agustus, sehingga secara mingguan menguat 0.70% ke level Rp 14,095. Rupiah tercatat sebagai mata uang terkuat kedua di Asia terhadap US dollar di akhir pekan. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan lebih bergerak dalam arah turun dalam range antara resistance di level 14,235 dan 14,332, sementara support di level Rp14,061 dan Rp14,005.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis Core CPI m/m pada Kamis malam; berikutnya data Retail Sales m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data GDP m/m dan Manufacturing Production Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis pengumuman Main Refinancing Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.00%.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data New Loans China pada Senin siang.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah, terakhir oleh data tenaga kerja AS yang mixed dan menunjukkan melambatnya pertumbuhan ekonomi yang berpotensi pemangkasan bunga lebih banyak dari the Fed, dimana indeks dolar AS secara mingguan merosot ke 98.01. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1029. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1166 dan kemudian 1.1229, sementara support pada 1.0926 dan 1.0841.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2282 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2389 dan kemudian 1.2524, sedangkan support pada 1.2065 dan 1.2015. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 106.92. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.08 dan 109.32, serta support pada 105.59 serta level 104.45. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melejit ke level 0.6847. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6869 dan 0.6917, sementara support level di 0.6687 dan 0.6676.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum berakhir menguat dengan meredanya tensi perang dagang dengan dipimpin oleh bursa kawasan China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 21,199. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21589 dan 21823, sementara support pada level 20361 dan lalu 20173. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 26,690. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27043 dan 28302, sementara support di 25249 dan 24899.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat sepekannya oleh optimismenya pasar terhadap perkembangan negosiasi dagang walau agak ditahan data tenaga kerja (NFP) yang mengecewakan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 26,797.46, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27175 dan 27398, sementara support di level 25978 dan 25339. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 2,978.71, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3017 dan 3027, sementara support pada level 2891 dan 2822.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi lagi di minggu keduanya oleh bertambahnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan bunga the Fed di bulan ini dan kembalinya preferensi risiko di kalangan investor, sehingga harga emas spot terkoreksi lagi ke level $1,507.00 per troy ons, meninggalkan level 6 tahun tertingginya. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1557 dan berikut $1590, serta support pada $1486 dan $1400.
Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Gejolak perang dagang Amerika dan China yang serba maju mundur, serta gejolak politik dan ekonomi di Inggris dan Eropa yang menguatirkan dunia dan menyisakan kebingungan pasar untuk bagaimana menyikapinya. Sementara itu, ancaman resesi global menambah kekhawatiran para investor global. Itu yang sedang ramai terjadi dalam pasar finansial global. Kalau Anda tidak punya banyak waktu dan kesempatan untuk mengikuti dan mengartikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido