Market Outlook, 16-20 September 2019

1476

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat meski ketat dibayangi profit taking di area konsolidasinya, sementara bursa kawasan Asia umumnya menguat di antara merebaknya optimisme dalam negosiasi dagang. Secara mingguan IHSG ditutup menguat0.41% ke level 6,334.843. Untuk minggu berikutnya (9-13 September 2019), IHSG kemungkinan masih konsolidatif sembari mencari peluang meneruskan uptrend-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6414 dan kemudian 6468, sedangkan support level di posisi 6239 dan kemudian 6149.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau bergerak menguat menembus level 14,000 di minggu keempatnya terpicu kembalinya preferensi risiko investor ke emerging market, sehingga secara mingguan menguat 0.47% ke level Rp 13,965. Rupiah tercatat kembali sebagai mata uang terkuat kedua di Asia terhadap US dollar di akhir pekan. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih berpotensi bergerak ke arah turun dalam range antara resistance di level 14,150 dan 14,235, sementara support di level Rp13,890 dan Rp13,835.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis FOMC Statement dan pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan dipangkas ke level <2.00%; berikutnya data Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Rabu sore; diikuti dengan rilis MPC Official Bank Rate Votes dan pengumuman Official Bank Rate MPC BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Statement dari BOJ pada Kamis pagi; selanjutnya rilis pengumuman BI 7-DRRR pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 5.50%.

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum masih menguat tetapi tergerus di dua hari terakhirnya oleh penguatan euro dan pound karena rilis paket stimulus ekonomi dari ECB, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat tipis ke 98.26. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1075. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1166 dan kemudian 1.1229, sementara support pada 1.0926 dan 1.0841.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tajam ke level 1.2502 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2581 dan kemudian 1.2735, sedangkan support pada 1.2210 dan 1.2065. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 108.08.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.32 dan 109.94, serta support pada 106.62 serta level 105.59. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6878. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6895 dan 0.6917, sementara support level di 0.6687 dan 0.6676.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan optimisnya pasar akan dimulainya lagi negosiasi dagang AS – China serta digelontorkannya stimulus kawasan Eropa. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melompat ke level 21,988. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22160 dan 22362, sementara support pada level 21743 dan lalu 21145. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 27,352. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28275 dan 28302, sementara support di 26653 dan 25249.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat sepekannya oleh optimismenya pasar terhadap perkembangan baru dalam negosiasi perdagangan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 27,219.52, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27364 dan 27398, sementara support di level 26717 dan 25978. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,007.39, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3017 dan 3027, sementara support pada level 2957 dan 2891.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi kembali di minggu ketiganya oleh rilis data retail sales yang solid serta perkembangan positif pembicaraan dagang AS dan China, sehingga harga emas spot terkoreksi lagi ke level $1,488.15 per troy ons, di minggu ketiganya. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1520 dan berikut $1557, serta support pada $1475 dan $1400.

Pasar yang terus bergejolak belakangan ini membuat sejumlah forum diskusi di antara kalangan investor digiatkan. “Pasar mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi, apalagi kemungkinan penurunan suku bunga the Fed yang bakal berlanjut. Memang benar hanya si pasar sendiri yang tahu arah pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”. Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi Anda. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews. 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here