(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun di tengah kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar bisa turun setelah Presiden AS Donald Trump memudarkan optimisme baru-baru ini atas pembicaraan perdagangan AS-China, pada saat meningkatnya pasokan minyak mentah AS.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun menjadi $ 55,87 per barel, turun $ 1,42.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,57 menjadi $ 61,53 per barel pada hari Rabu, menghapus semua keuntungan yang dibuat setelah serangan terhadap fasilitas minyak Saudi mengirim patokan naik sekitar 20% minggu lalu.
Namun demikian, patokan tetap di jalur untuk kenaikan bulanan pertama sejak Juni.
Trump mengkritik praktik perdagangan China di Majelis Umum PBB pada hari Selasa dan mengatakan ia tidak akan menerima kesepakatan buruk dalam negosiasi perdagangan AS-China.
China adalah importir minyak terbesar di dunia dan pengguna minyak mentah terbesar kedua. Amerika Serikat adalah konsumen minyak terbesar.
Minyak menguat pekan lalu menyusul serangan yang melumpuhkan pada instalasi minyak Arab Saudi yang telah mengganggu pasokan dari eksportir top dunia. Untuk memenuhi kewajiban pasokan ke kilang Saudi di luar negeri, Saudi Aramco membeli minyak dari produsen Timur Tengah lainnya.
Harga juga terbebani oleh kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS pekan lalu.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel pekan lalu, American Petroleum Institute mengatakan pada Selasa, dibandingkan dengan perkiraan analis tentang penarikan 200.000 barel.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak akan bergerak lemah terpicu pudarnya optimisme negosiasi dagang AS akibat pernyataan Trump. Juga jika malam nanti data pasokan EIA meningkat akan menekan harga minyak dan sebaliknya. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 55,40-$ 54,90, namun jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 56,40-$ 56,90.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting