Market Outlook, 4-8 November 2019

1438

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau agak fluktuatif dan tergerus oleh profit taking di dua hari terakhir, sementara bursa kawasan Asia berbeda dengan umumnya menguat dalam harapan adanya kesepakatan jangka panjang dalam nego dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup terkoreksi 0.72% ke level 6,207.191. Untuk minggu berikutnya (4-8 November 2019), IHSG kemungkinan masih akan menghadapi tekanan aksi profit taking, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6348 dan kemudian 6414, sedangkan support level di posisi 6099 dan kemudian 5988.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau agak fluktuatif dan berakhir mendatar, sementara dollar global cenderung dalam tekanan, sehingga secara mingguan flat 0.0% ke level Rp 14,035. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih bergerak arah turun, atau dengan bias penguatan rupiah, dalam range antara resistance di level 14,165 dan 14,185, sementara support di level Rp13,975 dan Rp13,905.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Selasa malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya dengan data Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis pidato ECB President Lagarde pada Selasa siang; diikuti dengan rilis MPC Official Bank Rate Votes Inggris serta pengumuman Official Bank Rate BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Services PMI China serta pengumuman RBA Rate Statement – Australia pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah oleh harapan negosiasi jangka panjang antara AS – China yang mengurangi permintaan dollar sebagai safe haven, dimana indeks dolar AS secara mingguan melemah ke 97.12. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1167. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1180 dan kemudian 1.1229, sementara support pada 1.1073 dan 1.0991.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2935 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3014 dan kemudian 1.3178, sedangkan support pada 1.2788 dan 1.2515. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah di di level 108.19.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.30 dan 109.33, serta support pada 107.84 serta level 106.48. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6914. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6930 dan 0.6985, sementara support level di 0.6807 dan 0.6707.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan pasar berharap adanya kesepakatan hubungan dagang jangka panjang antara AS – China, walaupun masih dalam kekhawatiran. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menanjak ke level 22,850. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23008 dan 23589, sementara support pada level 22425 dan lalu 21658. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 27,100. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27212 dan 27366, sementara support di 26386 dan 25521.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat oleh laporan pertumbuhan tenaga kerja AS yang kuat sehingga S&P 500 mencetak rekor tertinggi barunya. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 27,347.36, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27398 dan 27450, sementara support di level 26714 dan 26694. Index S&P 500 minggu lalu menguat dengan mencetak rekor ke level 3,066.91, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3066 dan 3100, sementara support pada level 2976 dan 2963.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat oleh concern pasar terhadap perkembangan nego dagang walau terakhirnya agak terpangkas dengan rilis kenaikan tenaga kerja AS, sehingga harga emas spot menguat ke level $1,514.26 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1518 dan berikut $1535, serta support pada $1481 dan $1474.

Pasar investasi dunia nampaknya masih terus bergerak dinamis. Adanya harapan kesepakatan dagang AS – China, misalnya, telah mendorong harga naik untuk sejumlah pilihan investasi. Fluktuasi pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai sangat dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Kita harus terima saja bahwa demikian memang situasi dan kondisi pasar saat ini. Untuk memenangkannya, nampaknya, kita yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Sudah terbukti. Bagi para member, kami sampaikan kembali terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here