Harga Minyak Bergerak Turun Terkena Sentimen Bearish

585

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak merosot pada hari Rabu (13/11) akibat sentimen bearish dengan meredupnya prospek kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China dan prediksi penurunan permintaan minyak.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua negara hampir menyelesaikan kesepakatan perdagangan, tetapi ia gagal memberikan tanggal atau tempat untuk upacara penandatanganan, mengecewakan investor.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di $ 56,45, turun 35 sen atau 0,62%.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 56 sen, atau 0,90%, menjadi $ 61,50 per barel.

Perkiraan oleh Badan Energi Internasional untuk pertumbuhan permintaan minyak global yang lebih lambat pasca-2025 juga membebani pasar.

Permintaan minyak global diperkirakan akan tumbuh sebesar 1 juta barel per hari (bph) rata-rata hingga 2025, tetapi diperkirakan melambat menjadi 100.000 bph per tahun sejak saat itu karena efisiensi bahan bakar meningkat dan lebih banyak kendaraan listrik digunakan, IEA mengatakan dalam Outlook Energi Dunia tahunan untuk periode hingga 2040.

Bahkan ketika pertumbuhan produksi AS melambat dari laju yang sangat tinggi beberapa tahun terakhir, produsen minyak utama dunia masih akan menyumbang 85% dari peningkatan produksi minyak global hingga 2030, dan 30% dari peningkatan gas, kata agensi itu.

Pangsa produksi minyak global oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia terlihat turun menjadi 47% untuk sebagian besar dekade berikutnya, tingkat yang tidak terlihat sejak 1980-an.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah diperkirakan telah meningkat untuk minggu ketiga berturut-turut minggu lalu, sementara persediaan produk olahan kemungkinan menurun, sebuah jajak pendapat pendahuluan Reuters menunjukkan pada hari Selasa.

Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata, bahwa persediaan minyak mentah naik sekitar 1,6 juta barel dalam sepekan hingga 8 November.

Pedagang sekarang mencermati pertemuan bulan depan antara OPEC dan Rusia untuk menentukan apakah kelompok itu akan memperdalam penurunan produksi untuk menopang harga.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak bergerak lemah seiring meredupnya optimisme perdagangan AS-China, juga perkiraan penurunan permintaan. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 56,00-$ 55,50, jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 57,00-$ 57,50.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here