(Vibiznews – Commodity ) – Harga minyak sawit kembali naik setelah turun dua hari berturut-turut karena sudah ada perjanjian penjualan ekspor ke Cina dan Asia Selatan serta penawaran diskon $5 perton bagi pembeli India.
Harga minyak sawit di Bursa Malaysia Derivatif Exchange RM20 (0.77%) menjadi RM2,606 perkg.
Harga minyak sawit Januari di Dalian Commodity Exchange turun 98 yuan menjadi 5,400 yuan dan harga minyak kedelai Januari di Dalian juga turun 96 yuan menjadi 6,326 yuan. Harga minyak kedelai Januari di CBOT naik 25 sen menjadi $30.78.
Harga minyak sawit naik karena ada perjanjian dagang dengan Cina 1.5 juta ton, dan Asia Selatan 1 juta ton. Pasar berharap MPOB akan mengurangi perkiraan produksi dan mengurangi persediaan akhir bulanan. USDA memperkirakan persediaan akhir minyak nabati akan terendah 40 tahun di hari Jumat.
AmSpec melaporkan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 414,020 ton pada bulan ini naik 12% dari bulan lalu. SGS mengatakan bahwa ekspor 425,010 ton dari 375,117 ton bulan lalu.
Malaysia menanda tangani perjanjian ekspor minyak sawit ke negara Asia Selatan, sementara perdagangan dengan India masih tidak menentu karena boikot dari pedagang India.
Di bulan Oktober, India sebagai pembeli terbesar minyak nabati menghentikan pembelian minyak sawit dari Malaysia, setelah PM Malaysia berpidato di PBB yang menyinggung serangan India ke Kashmir.
Akhirnya India membeli minyak sawit dari Indonesia, minyak kedelai dari Argentina dan Brazil serta minyak bunga matahari dari Ukraina. India merupakan negara tujuan ekspor terbesar nomor tiga untuk minyak sawit dan produk minyak sawit.
Malaysia juga membuat perjanjian dengan China Bohai Commodity Exchange untuk ekspor 1.5 juta ton minyak sawit untuk 2020.
India akan membeli lagi minyak sawit Malaysia setelah satu bulan berhenti karena Malaysia memberikan diskon USD 5 per ton.
India akan membeli minyak sawit Malaysia untuk bulan Desember sebesar 70,000 ton, yang akan kembali meningkatkan harga minyak sawit Malaysia setelah tertinggi dua tahun.
Minyak sawit menjadi sangat penting bagi ekonomi Malaysia karena menyumbangkan 2.8% dari GDP Malaysia dan 4.5% dari ekspor.
Malaysia menawarkan minyak sawit Malaysia dengan diskon USD 5, daripada mengambil di pelabuhan Indonesia.
Ini menjadi alasan beberapa pembeli memulai pembelian minyak sawit dengan jumlah yang kecil supaya pabriknya dapat berjalan.
Harga CPO Malaysia untuk pengiriman bulan Desember harganya sebesar USD 603 pada hari Kamis, sedangkan di Indonesia harganya USD 608.
Minyak sawit merupakan 2/3 dari total impor minyak nabati India, selama ini India membeli 9 juta ton minyak sawit setahun, terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Di 10 bulan pertama 2019, India membeli 4.1 juta ton minyak sawit dari Malaysia, Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Impor India dari Malaysia turun 219,956 ton di bulan Oktober dari 310,648 ton di bulan September, dan 550,452 ton di bulan Agustus.
Pedagang India melakukan kontrak pembelian sebesar 700,000 ton CPO untuk pengiriman Desember dan juga membeli jumlah – jumlah kecil untuk pengiriman Januari kata pedagang di Kuala Lumpur.
India juga membeli minyak nabati dari Argentina dan Brazil dan minyak bunga matahari dari Ukraina.
Analisa tehnikal support pertama di $2,560 dan berikut ke $2,510 sedangkan resistant pertama di $2,650 dan berikut ke $2,680.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido