Harga Minyak Melemah Tertekan Ketegangan AS-China

810

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun pada hari Kamis (21/11) karena ketegangan baru antara Amerika Serikat dan China terkait RUU yang mendukung hak asasi Hong Kong memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi utama dunia mungkin akan lebih tertunda.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 36 sen, atau 0,6%, menjadi $ 56,65.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 44 sen, atau 0,7%, menjadi $ 61,96 per barel pada 0951 GMT,

Kedua tolok ukur telah naik kuat pada hari Rabu karena data bullish pada persediaan minyak mentah AS.

Presiden AS Donald Trump diharapkan menandatangani dua RUU yang disahkan oleh Kongres yang dimaksudkan untuk mendukung para pemrotes di Hong Kong. Itu mengikuti sebuah laporan Reuters bahwa penyelesaian kesepakatan perdagangan fase satu AS-China dapat mundur ke tahun depan.

Potensi keterlambatan itu bisa berarti pemerintah AS akan menerapkan tarif baru pada impor dari China, meningkatkan ketegangan, kata para ahli.

Namun dalam upaya untuk menghilangkan kekhawatiran kementerian perdagangan China mengatakan pada hari Kamis bahwa China akan berusaha untuk mencapai perjanjian perdagangan “fase satu” dengan Amerika Serikat karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.

Pada hari Rabu, data dari Administrasi Informasi Energi (EIA) pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel dalam perkiraan hingga 15 November.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia dan kelompok produsen OPEC memiliki “tujuan bersama” untuk menjaga pasar minyak seimbang dan dapat diprediksi, dan Moskow akan melanjutkan kerja sama di bawah kesepakatan global untuk mengurangi pasokan minyak.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertemu pada 5 Desember di Wina, diikuti dengan pembicaraan dengan para produsen minyak sekutu termasuk Rusia.

Presiden Asosiasi Perminyakan Jepang Takashi Tsukioka mengatakan OPEC dan produsen lain kemungkinan akan memperpanjang kesepakatan mereka untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak melanjutkan pelemahan terpicu sentimen negatif kekhawatiran mundurnya penandatanganan fase satu kesepakatan perdagangan AS-China menjadi tahun depan, dan ketegangan AS-China terkait Hong Kong.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here