(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berlanjut melorot di minggu kelimanya dengan indikasi rebound di area oversold muncul pada hari terakhirnya, sementara bursa kawasan Asia juga umumnya dalam bias melemah dengan masih tingginya tensi dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah signifikan 1.45% ke level 6,011.830. Untuk minggu berikutnya (2-6 Desember 2019), IHSG kemungkinan berupaya rebound oleh bargain hunting di area oversold-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6105 dan kemudian 6167, sedangkan support level di posisi 5939 dan kemudian 5767.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau melemah di minggu keempatnya dengan pergerakan yang lebih sempit, sementara dollar global juga cenderung range-bound, sehingga rupiah secara mingguan melemah terbatas 0.04% ke level Rp 14,105. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak landai, atau bias pergerakan terbatas bagi rupiah, dalam range antara resistance di level 14,135 dan 14,185, sementara support di level Rp14,009 dan Rp13,967.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Non-Manufacturing PMI pada Rabu malam; berikutnya data Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Final Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis Final Services PMI Inggris pada Rabu sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI China pada Senin pagi; dilanjutkan dengan rilis pengumuman Cash Rate dari RBA (Australia) pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum bergerak range-bound dalam rentang terbatas di antara ketidakpastian hasil negosiasi dagang AS – China, namun bertengger di satu minggu tertingginya vs yen, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melandai ke 98.27. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah terbatas ke 1.1017. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1140 dan kemudian 1.1180, sementara support pada 1.0941 dan 1.0879.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2928 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2986 dan kemudian 1.3014, sedangkan support pada 1.2769 dan 1.2656. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 109.51. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.68 dan 109.94, serta support pada 108.25 serta level 107.89. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.6765. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6836 dan 0.6930, sementara support level di 0.6723 dan 0.6707.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan bias melemah, terutama dipimpin bursa Hong Kong, oleh masih terus membayangnya tensi perang dagang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 23,293. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23591 dan 24448, sementara support pada level 22726 dan lalu 22425. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 26,346. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27900 dan 28303, sementara support di 26203 dan 25976.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat dalam gain mingguan terbaiknya sejak Juni -yang disertai pencetakan rekor baru- oleh optimisme pasar terhadap persepakatan dagang AS – China, walau terakhirnya sempat mengambang lagi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 28,061.91, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 28175 dan 28230, sementara support di level 27675 dan 27517. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,140.98, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3154 dan 3200, sementara support pada level 3091 dan 3065.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau sideways memasuki minggu ketiganya oleh ketidakjelasan perkembangan nego dagang AS-China dan terakhirnya naik tipis, sehingga harga emas spot menguat tipis ke level $1,466.48 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1478 dan berikut $1494, serta support pada $1445 dan $1438.
Pasar investasi memang kerap bergerak tak terduga dan sebagian orang akan menyebutnya sebagai “anomali” atau juga “irrational”. Namun demikian, kalau Anda rajin ikuti ulasan market outlook ini, yang diasuh oleh pengamat dan pelaku pasar sesungguhnya, Anda kemungkinan besar akan sependapat bahwa banyak prediksi pergerakan pasar yang terbukti cukup akurat di kondisinya yang aktual. Bisa jadi, Anda sudah tersenyum menikmati sejumlah profit investasi selama ini. Syukurlah bila demikian. Bagi Anda yang belum menikmati profit investasi yang diharapkan, masih ada banyak kesempatan di depannya. Bersamalah kami terus, karena seperti Anda tahu, kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido