(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rebound kuat dari downtrend 5 minggu sebelumnya dan menjadikan IHSG sebagai indeks saham Asia terbaik secara mingguannya, sementara bursa kawasan Asia juga umumnya dalam bias menguat dengan indikasi segera deal nego dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup rebound signifikan 2.91% ke level 6,186.868. Untuk minggu berikutnya (9-13 Desember 2019), IHSG kemungkinan berupaya melanjutkan rebound namun terbatas karena profit taking yang membayang, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6274 dan kemudian 6304, sedangkan support level di posisi 6023 dan kemudian 5939.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau menguat bahkan sempat melompat setelah 4 minggu tertekan, sementara dollar global terjebak dalam downtrend-nya, sehingga rupiah secara mingguan menguat 0.62% ke level Rp 14,038. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan ada koreksi khususnya di awal minggu, dalam range antara resistance di level 14,135 dan 14,185, sementara support di level Rp13,980 dan Rp13,967.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Rabu malam; disambung dengan rilis FOMC Economic Projections dan Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level <1.75%; berikutnya data Retail Sales m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data GDP m/m Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Main Refinancing Rate ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.00%.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data New Loans China pada Rabu pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum bergerak dalam downtrend selama 6 hari dan rebound teknikal di hari terakhir di tengah ketidakpastian dalam deal negosiasi dagang AS – China, sempat di posisi 1 bulan terendahnya, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 97.68. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat terbatas ke 1.1059. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1117 dan kemudian 1.1140, sementara support pada 1.0941 dan 1.0879.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3139 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3178 dan kemudian 1.3271, sedangkan support pada 1.2769 dan 1.2514. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 108.58. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.73 dan 109.94, serta support pada 108.25 serta level 107.89. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6839. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6863 dan 0.6930, sementara support level di 0.6723 dan 0.6707.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terbatas dibayangi ekspektasi adanya penyelesaian deal perang dagang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat terbatas ke level 23,354. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23591 dan 24448, sementara support pada level 22726 dan lalu 22425. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 26,468. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27900 dan 28303, sementara support di 25995 dan 25976.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir agak mixed dalam minggu yang fluktuatif dan di hari terakhirnya rebound. Indeks Dow Jones secara mingguan terkoreksi tipis ke level 28,015.06, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 28175 dan 28230, sementara support di level 27325 dan 26918. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 3,145.91, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3154 dan 3200, sementara support pada level 3070 dan 3023.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau sempat menanjak lalu tergelincir oleh data tenaga kerja AS yang melampaui ekspektasi, sehingga harga emas spot melemah tipis ke level $1,460.09 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1484 dan berikut $1494, serta support pada $1450 dan $1438.
Faktor situasi ekonomi dunia, seperti di Amerika, China, juga Eropa sering sekali memengaruhi pergerakan pasar investasi pada banyak pilihan instrumen investasi. Pasar tergoyang oleh kekhawatiran resesi ekonomi global, misalnya, atau tertekan oleh isyu perang dagang yang berkepanjangan dan malah meluas. Pasar nampaknya masih akan fluktuatif pada periode sekarang ini. Dalam kondisi seperti ini, sekarang dan ke depannya, “trading skill” menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dimiliki para investor. Kalau Anda perlu bantuan, vibiznews.com lebih dari senang untuk membantu strategi investasi untuk profit Anda. Mari kita jalani fakta pasar ini bersama, dan secara bersama pula memenangkannya. Bagi Anda yang sudah mengalaminya, disampaikan terima kasih dari kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido