Market Outlook, 16-20 December 2019 “Damai Dagang Fase 1”

1095

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat di minggu keduanya, sempat ditekan profit taking lalu rebound di akhir pekan searah regional, sementara bursa kawasan Asia juga umumnya menguat oleh meredanya tensi dagang dengan segera deal fase 1 nego dagang AS – China. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.17% ke level 6,197.318. Untuk minggu berikutnya (16-20 Desember 2019), IHSG kemungkinan masih bias positif tetapi pergerakannya agak terbatas, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6274 dan kemudian 6304, sedangkan support level di posisi 6035 dan kemudian 5939.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau menguat kembali dengan sempat melompat di hari terakhirnya, sementara dollar global tertekan sempat ke level sekitar 5 bulan terendahnya, sehingga rupiah secara mingguan menguat 0.37% ke level Rp 13,985. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih turun, atau bias positif bagi rupiah meski agak terbatas, dalam range antara resistance di level 14,045 dan 14,135, sementara support di level Rp13,955 dan Rp13,905.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Flash Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Final GDP q/q pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Flash Manufacturing PMI dan Flash Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis pidato Presiden ECB Lagarde pada Rabu sore; ditutup dengan pengumuman MPC Official Bank Rate Votes dan Official Bank Rate BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data pengumuman BI 7-DRRR pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 5.0%.

 

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah -sempat di sekitar 4 bulan terendahnya lalu rebound di hari terakhir- oleh tercapainya deal negosiasi dagang AS – China dan penguatan pound sterling dengan kemenangan pemilu PM Johnson yang memuluskan Brexit, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 97.15. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1122. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1186 dan kemudian 1.1251, sementara support pada 1.1040 dan 1.0981.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tajam ke level 1.3326 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3515 dan kemudian 1.3619, sedangkan support pada 1.3052 dan 1.2824. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 109.33.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.73 dan 109.94, serta support pada 108.25 serta level 107.89. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.6876. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6930 dan 0.7059, sementara support level di 0.6797 dan 0.6752.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat signifikan oleh indikasi damai dagang tahap 1 AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 24,023. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24286 dan 24448, sementara support pada level 23075 dan lalu 22726. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28,135. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28290 dan 28303, sementara support di 26355 dan 25995.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat oleh tercapainya deal dagang tahap awal AS-China. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 28,135.38, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 28290 dan 28330, sementara support di level 27562 dan 27325. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 3,168.80, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3182 dan 3200, sementara support pada level 3126 dan 3070.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menanjak oleh investor yang masih meragukan detail deal dagang serta oleh merosotnya mata uang dollar, sehingga harga emas spot menguat ke level $1,475.76 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1486 dan berikut $1494, serta support pada $1458 dan $1450.

Pasar yang terkadang naik turun acapkali memberikan sinyal ketidakjelasan pasar. Ini menimbulkan juga kebingungan keputusan investasi yang tepat pada saat ini. Sebagian investor kemudian memilih undur dulu dari pasar, di mana adakalanya kemudian terlambat ambil keputusan sehingga kehilangan kesempatan berharga yang jarang datang dalam dunia investasi. Sementara investor lain memanfaatkan situasi dengan “choppy trading” sehubungan dengan pasar yang berfluktuasi. “Kejelasan” menjadi kata kunci yang ditunggu banyak investor dewasa ini. Jika itu kebutuhan Anda, tengoklah kepada Vibiznews.com, media investasi online dalam negeri dengan global coverage yang detail tiap harinya. Simak terus ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan yang selalu tersedia. Sekali lagi disampaikan terima kasih bagi Anda yang terus bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here