(Vibiznews – Commodity) Harga minyak naik pada hari Senin (06/01) terpicu ketegangan di Timur Tengah setelah serangan udara AS yang menewaskan seorang komandan militer Iran.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di $ 63,72 per barel, naik 67 sen, atau 1,06%, setelah menyentuh $ 64,72, tertinggi sejak April.
Minyak mentah Brent berjangka sempat melonjak ke posisi tertinggi $ 70,74 per barel dan berada di $ 69,50, naik $ 90 sen, atau 1,31%.
Kenaikan ini memperpanjang lonjakan lebih dari 3% pada hari Jumat setelah serangan udara A.S. di Irak menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani pada hari Jumat, mempertinggi kekhawatiran tentang eskalasi konflik di Timur Tengah dan kemungkinan dampak pada pasokan minyak.
Wilayah ini menyumbang hampir setengah dari produksi minyak dunia, sementara seperlima dari pengiriman minyak dunia melewati Selat Hormuz.
Pada hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Irak, produsen terbesar kedua di antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), jika pasukan AS dipaksa untuk menarik diri dari negara tersebut.
Baghdad sebelumnya meminta AS dan pasukan asing lainnya untuk meninggalkan Irak.
Trump juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan membalas terhadap Iran jika Teheran menyerang balik setelah pembunuhan itu.
Di Amerika Serikat, pasokan minyak mentah AS turun terbesar sejak Juni karena ekspor melebihi 4 juta barel per hari untuk pertama kalinya dalam sejarah, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Jumat.
Di tempat lain, cuaca buruk menutup keempat terminal ekspor minyak di Libya timur pada hari Minggu dan penutupan bisa berlangsung selama tiga hari, kata sumber pelabuhan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik dengan terus meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dapat menahan distribusi minyak global. Juga dukungan datang dari penurunan pasokan AS dan penutupan terminal minyak Libya. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 64,20-$ 64,70. Namun jika turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 63,20-$ 62,70.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting