Review Pasar Karet di tahun 2019 Menjadi Acuan Harga Karet di 2020

4818

(Vibiznews – Commodity)  – Di tahun 2020 harga karet tidak mudah untuk naik, tapi sekali harga sudah naik dari terendahnya di 2019 maka dengan struktur permintaan dan penawaran di 2020 yang baik maka harga akan bisa meningkat lagi.

Struktur persediaan dan permintaan tidak berubah, potensi produksi dari tanaman karet di 10 – 20 tahun terakhir sedang meningkat, tetapi  pertumbuhan dari kapasitas produksi dari daerah-daerah dan negara produsen terbatas  sehingga kelebihan persediaan tidak berubah drastis di 2020.

Cuaca di tahun 2020 diperkirakan akan normal, perkiraan cuaca yang tidak normal di 2020 diharapkan tidak terjadi, perkiraan perubahan pasar dari cuaca buruk akan berkurang.

Dari segi permintaan akan membaik karena industri kendaraan bermotor akan hidup lagi karena didukung oleh kebijakan di Cina, terutama untuk truk berat akan meningkat karena permintaan yang baru. Dengan demikian permintaan ban di 2020 akan berlanjut dengan berkembangnya ekspor pada tahun terakhir.

Risiko yang dapat terjadi:

  1. Cuaca ekstrem dapat terjadi tanpa perkiraan
  2. Penurunan dari harga dapat terjadi adalah kombinasi dari taktik pedagang dengan pengaruh ekonomi global
  3. Bea cukai diperkirakan akan menurunkan pajak impor sehingga akan mengurangi biaya impor.
  4. Kurs RMB telah depresiasi dengan tajam

I.  Pengaruh Persediaan dari penyusutan persediaan di 2019 akan meningkat di 2020 disebabkan oleh:

  1. Cuaca

Cuaca di 2019 baik, tidak ada kemungkinan adanya cuaca buruk di 2020. Karena itu penurunan harga karena cuaca ekstrem di 2020 akan berkurang.

2. Efek jangka panjang dari perubahan kebijakan

Di 4 Desember 2019, pemerintah Thailand telah menyetujui rencana 20 tahun dari area perkebunan karet Thailand yang akan dikurangi 21% dari 23.3 juta rai (3.73 juta ha) di 2016. Pengurangannya 18.4 juta rai.

Perubahan kebijakan ini akan memberikan pengaruh jangka pendek pada pasar namun pada jangka panjang pengaruhnya akan kecil.

  • Implementasi rencana pengurangan lahan berlangsung selama 20 tahun dengan pengurangan sebesar 21% berarti tiap tahun hanya berkurang 1% ( jika hanya 1% maka area yang ditanam tidak berkurang)
  • Petani karet menyebar di seluruh daerah sehingga sulit diterapkan, 80% dari perkebunan karet dikerjakan oleh petani kecil.Kalau mereka mengurangi lahan dan tidak menanam lagi apakah pemerintah akan memberikan kompensasi.
  • Perubahan persediaan dari karet akibat dari kebijakan pemerintah apabila dilakukan ke negara yang tidak kuat pemerintahannya, menjadi sulit untuk diimplementasikan dan membuat perubahan besar di negara tersebut kemampuan pemerintahnya kurang.
  1. Perubahan produksi dari negara-negara produsen.
  • Berkurangnya antusias untuk menyadap karena harga penyadapan rendah pada beberapa bulan terakhir sehingga produksi dari negara-negara produsen turun. Hanya Kamboja yang meningkat produksinya. Produksi Cina pada tahun 2019 sama dengan 2018.
  • Dari bulan Juli produksi meningkat secara musiman, pada 3-4 bulan pertama 2019 produksi rendah di semua negara. Potensi dari negara berkembang seperti Kamboja sangat baik, membuat perubahan dari permintaan dan penawaran tidak menjadi lebih membesar.
  • Di 2019 karena kekeringan dan suhu tinggi, banjir dan berbagai penyebab lainnya membuat produksi menurun. Akibat dari cuaca sekarang perubahan pada kuartal ke empat membuat produksi sangat turun. Jika cuaca ekstreem muncul lagi pada saat sekarang maka penurunan produksi tahun ini akan menjadi kenyataan.Harga sudah pasti akan naik.
  1. Harga yang rendah dalam waktu panjang membuat pengaturan perkebunan buruk
  • Sejak 2014 harga karet menurun terjebak di harga terendah (12,000 yuan/ton). Harga ini berulang beberapa kali di periode akhir 2016 dan di awal 2017.
  • Akibat dari dari harga rendah pengaturan menjadi buruk. Contohnya di Thailand di kota besar pendapatan 10,000 baht. Tetapi pendapatan tahunan dari penyadapan karet hanya 7,000, 8,000 baht (perhari 300 strain). Perkebunan besar tidak dapat menggaji penyadap. Sehingga pengaturan dari produksi kebun karet menjadi buruk. Para petani karet menjadi tidak memiliki motivasi untuk memupuk dan mengatur pemeliharaannya akibatnya hasil dari kebun karet sedikit.
  • Terlebih adanya wabah jamur pada akar sehingga menjadi hitam sehingga tidak keluar hasil karetnya, menghancurkan perkebunan karet.
  • Wabah jamur menyerang negara-negara Indonesia, Malaysia dan Thailand. Indonesia area yang terkena wabah jamur sebesar 382,000 ha di perkebunan Sumatera dan Kalimantan. Produksi Indonesia turun 15% dari tahun 2018 menjadi 3.76 juta ton. Di Thailand, produsen 40% dari karet dunia, area yang terkena jamur 330,000 rai dan penurunan produksinya 50%.
  • Situasi di luar Thailand

Produksi pabrik karet dari Vietnam meningkat, karena Vietnam mengimpor bahan mentah  dari negara tetangga seperti Kamboja, Laos, Myanmar dll. Produksi karet domestic Vietnam sendiri turun karena kekeringan di awal pertengahan tahun dan hujan baru turun pada akhir semester kedua sehingga produksi turun.

Afrika sedang meningkatkan produksi karet.

5Situasi di luar Thailand

Produksi pabrik karet dari Vietnam meningkat, karena Vietnam mengimpor bahan mentah dari negara tetangga seperti Kamboja, Laos, Myanmar dll. Produksi karet domestic Vietnam sendiri turun karena kekeringan di awal pertengahan tahun dan hujan baru turun pada akhir semester kedua sehingga produksi turun. Afrika sedang meningkatkan produksi karet.

Kesimpulannya  produksi:

Dari Laporan the ANRPC, Asosiasi Produsen Karet  sampai pertengahan 2019, produksi karet alam global turun 8.3% dari tahun lalu menjadi 5.853 juta ton.

Penurunan produksi terjadi di Thailand turun 15.7%, Indonesia turun 12%, Cina turun 17.1%, India turun 4.1% dan Filipina turun 1.3%.

Dari Januari sampai Juli produksi karet alam sebesar 7.039 juta ton turun 7.3% dari 7.591 juta ton pada periode yang sama di 2018. Secara total di tahun 2019 penurunan 5% dari tahun lalu, penurunan dari tiga negara Thailand, Indonesia, dan Malaysia diperkirakan turun 800,000 ton.

Pada tahun 2019 diperkirakan produksi akan menyusut, sehingga membuat harga akan naik pada kuartal pertama 2020 dan harga akan sesuai dengan penurunan dari produksi.

Walaupun demikian jika cuaca membaik selama 2020 harga akan menyesuaikan, sehingga produksipun akan meningkat.  Seperti pada tahun 2017 produksi meningkat karena harga meningkat tahun ini, membuat antusias melakukan penyadapan.

 

II.Permintaan :

  1. Struktur dari Konsumsi Karet Cina :

Permintaan akan ban merupakan bagian dari konsumsi karet alam di Cina. Di 2018, konsumsi ban untuk truk dan bus memerlukan 3.38 juta ton karet alam, 59%  dari total permintan karet, ban untuk mobil memerlukan 940,000 ton karet alam, 16% dan produksi latex memerlukan 460,000 ton, 8%. Karet dan produk karet lainnya akan memakai 940,000 ton dari karet alam, 17%.

Ban truk dan bus merupakan yang tertinggi, berikutnya mobil. Latex merupakan industri yang akan meningkat pada masa yang akan datang, walaupun belum terjadi

  1. Akankah konsumsi kendaraan bermotor akan meningkatkan permintaan karet.

a.Secara keseluruhan permintaan melemah

Di 2019 konsumsi mobil Cina melemah, dari Januari sampai Oktober penjualan mobil sebesar 20,639,297 turun 10% dari tahun lalu.

Dari Januari sampai Oktober 2019, kumulatif penjualan mobil penumpang 17,163,114 unit sampai sekarang.

Pertumbuhan dari kendaraan komersil dari Januari sampai Oktober, selama 4 bulan negatif, dari Mei sampai Agustus. Penjualan kumulatif dari Januari sampai Oktober 3,476,183 turun 2.5% dari tahun lalu, lebih baik dari kendaraan penumpang dan mobil secara umum.

b.Permintaan Truk Berat

Permintaan truk berat memimpin, walaupun pertumbuhannya negatif pada empat bulan di Januari dan April sampai Juli. Penjualan kumulatif dari Januari sampai Oktober 980,138 kendaraan meningkat 0.41% dari tahun lalu.

Permintaan mobil menurun namun permintaan truk berat meningkat, permintaan kendaraan bermotor seperti mobil berkurang karena banyaknya mobil-mobil sehingga overload. Namun untuk  mengangkut hasil dari industri seperti sepeda dan hasil industri yang lain diperlukan kendaraan yang besar karena itu  permintaan kendaraan berat seperti truk berat meningkat.

Dari 2009 – 2010 penjualan truk berat meningkat tinggi penjualan bulanan dari 50,000 unit menjadi lebih dari 60,000 unit bahkan pernah mencapai 130,000 unit di Maret 2011.  Dari Januari 2008 – Juni 2011 total penjualan truk berat 2.74 juta. Sejak 2009, dimana masa penggunaan dari truk berat selama 8 tahun, sekarang sudah waktunya untuk membeli truk berat baru. Karena itu permintaan dari truk berat akan meningkat lagi.

Penggunaan truk berat juga untuk mengangkut batu bara untuk pembangkit listrik sehingga permintaannya bisa naik lagi.

c. Konsumsi dari mobil Cina

Permintaan mobil Cina datangnya dari negara berkembang, sehingga industri mobil Cina mengalami pertumbuhan terus.

d.Perkembangan dari industri ban

Di tahun 2019 industri ban tidak bagus, produksi turun di bawah, dan ekspor juga kecil.

Pertumbuhan dari produksi ban di Cina melambat, walaupun kontribusi ekspornya meningkat, keuntungan masih ada. Ini disebabkan karena harga bahan mentah stabil. Profit marginnya kecil sekali 4.2%, karena pasar sepi, walaupun pabrik dan pedagang meningkat, akibatnya persediaan meningkat dan permodalan dari pembuatan pabrik sangat besar.

Produksi ban Cina sempat melambat karena perkembangan dari pabrik ban yang meningkat dan modal yang berhenti, karena pengaruh lingkungan dan kemampuan tehnologi yang tidak efisien.  Melemahnya permintaan dari kendaraan bermotor juga membuat permintaan ban berkurang.  Menurut The China Rubber Industry Association, permintaan ban untuk mobil penumpang pada tiga kuartal pertama 2019 turun 19.7 juta dan untuk ban mobil komersial turun 500,000.

Pada tahun 2019, perkembangan kendaraan angkutan umum turun sekitar 5%, dan hanya 1.52% di bulan Oktober. Penurunan permintaan dari kendaraan angkutan umum  mengurangi permintaan ban.

Ekspor adalah penting bagi permintaan ban, ekspor dari ban memiliki beberapa faktor penting:

  1. Kapasitas yang besar dari pabrik ban Cina akan dapat dimanfaatkan dengan melakukan ekspor dan ekspor menyerap 40 – 50% dari seluruh produksi industri ban. Hampir separuhnya diserap oleh ekspor sehingga risiko dari menurunnya permintaan domestik berkurang.
  2. Negara tujuan ekspor utama adalah AS, karena industri kendaraan bermotor AS sangat berkembang, dan konsumsinya besar. Namun halangan terjadi karena perang dagang AS dan Cina.
  3. Uni Eropa juga menjadi pasar ekspor yang penting, namun Uni Eropa juga mempunyai regulasi yang melarang perusakan lingkungan dan beberapa batasan lainnya.
  4. Negara Berkembang menjadi tujuan berikut karena AS dan Uni Eropa membatasi impor mereka. Di tahun 2019 ini ban dari Cina banyak diekspor ke Timur Tengah dan Afrika.

Karena AS dan Uni Eropa membatasi impor Cina mencari pasar dari ekspor mereka ke Asia Tenggara, seperti Thailand dan Vietnam, mendekati negara produsen karet alam sehingga pembelian bahan karet alam lebih murah. Hal lain ekonomi dan budaya kedua negara dekat dengan Cina. Namun kedua negara ini memiliki keterbatasan dan penyerapannya kecil.

Kesimpulan secara keseluruhan:

Sampai pertengahan 2020, pasar karet masih akan dipengaruhi oleh cuaca, wabah jamur, dan beberapa faktor lain di 2019. Harga masih akan meningkat beberapa point lagi. Perbedaannya di 2020 harga karet akan membaik. Jika ada kenaikan harga akan membuat produksi juga meningkat, demikianlah  industri karet akan bergairah pada awal tahun karena harga karet yang meningkat di akhir tahun 2019.

Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group

Editor : Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here