Harga Minyak Sawit Turun Karena Meningkatnya Margin di BMD

834

(Vibiznews – Commodity)  –  Harga minyak sawit turun karena kebijakan dari Bursa Malaysia untuk meningkatkan penempatan margin untuk bertransaksi di Bursa. Sekalipun data fundamental dari minyak sawit masih menunjukan akan adanya kenaikan harga.

BMD meningkatkan margin untuk kontrak minyak sawit dari 4,000 ke 4,500 ringgit dan pasar menutup semua posisi terbuka untuk memenuhi persyaratan margin itu, demikian juga pemilik dana dari Cina akan menutup buku karena Tahun Baru Cina.

Harga minyak sawit Maret  pada penutupan hari Senin  turun72 ringgit atau 2.3% menjadi 3,044 ringgit ($742.08).

Selama dua sesi terakhir harga minyak sawit turun, dimana pada seminggu lalu naik 1.4%, sempat naik ke tertinggi di 3,149 ringgit pada hari Jumat tertinggi sejak Januari 2017.

Harga minyak kedelai di Dalian naik 0.8% dan minyak sawit turun 0.7%. Di CBOT harga minyak kedelai turun 0.9%.

Turunnya harga terhenti karena perkiraan persediaan dan produksi yang menurun Desember.

Persediaan minyak sawit Malaysia turun ke terendah 27 bulan di Desember dengan produksi  dan permintaan ekspor turun.

Persediaan minyak sawit Malaysia turun 8.5% dari Nopember menjadi 2.06 juta ton mencapai terendah 27 bulan, survey Reuter  hari Minggu

Persediaan di negara produsen minyak sawit kedunia dunia, diperkirakan akan turun 8.51% dari Nopember menjadi 2.06 juta ton di Desember, terendah sejak bulan September 2017.

Cuaca kering di Negara Asia Tenggara dan sedikitnya penggunaan pupuk  karena harga minyak sawit di awal 2017 rendah sehingga mengurangi produksi dan persediaan.

Persediaan di akhir 2019 akan menjadi pemicu harga pada kuartal pertama 2020 bagi Malaysia dan Indonesia.

Perkiraan produksi turun 12.99% menjadi 1.34 juta ton dari sebulan lalu.

Turunnya persediaan akan berlanjut sampai pertengahan tahun 2020 dan optimisnya permintaan biofuel karena perintah dari Presiden Indonesia dan juga di Malaysia telah meningkatkan harga minyak sawit ke tertinggi tiga tahun.

Ekspor minyak sawit Malaysia turun 5.88% menjadi 1.32 juta ton dari bulan sebelumnya.

Ekspor melemah karena peningkatan harga CPO membuat harganya selisih sedikit dari minyak nabati lain, mendorong para konsumen beralih ke minyak nabati atau mengurangi minyak sawit sebagai pencampur dari biodiesel.

Permintaan ekspor diperkirakan akan kembali naik ketika India, negara pembeli minyak nabati terbesar, menurunkan pajak import untuk minyak sawit mentah dan refine palm oil dari negara Asia Tenggara.

Laporan dari data permintaan dan persediaan minyak sawit akan dikeluarkan oleh the Malaysian Palm Oil Board pada 10 Januari.

Konsumsi dari Malaysia di bulan Desember sebesar 286,155 ton.

Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group

Editor : Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here