(Vibiznews – Commodity) – Harga gula New York pada hari Rabu naik ke tertinggi 2 tahun karena produksi Brazil turun.
Harga gula Maret di ICE New York naik 20 sen (1.40%) menjadi $14.52 per pound dan harga gula Maret naik 0.92%.
Unica melaporkan pada hari Selasa produksi gula pada pertengahan kedua Desember turun 82.4% dari tahun lalu menjadi 13,000 MT dibanding 73,000 MT pada periode yang sama tahun lalu, produksi keseluruhan di tahun 2019/20 sampai Desember naik 0.53% dari tahun lalu menjadi 26.481 MMT.
Citigroup pada Jumat yang lalu menaikkan pasar gula global 2019/20 defisit 7.6 MMT dari perkiraan sebelumnya 7 MMT karena tertundanya panen gula di India dan Thailand. Laporan USDA dalam laporan WASDE produksi gula turun 1.5% menjadi 8.158 MMT dari perkiraan Desember 8.280 MMT.
Harga gula juga naik karena Paragon Global Market defisit gula global 2019/20 defisit 10 MMT diatas perkiraan 6.1 MMT karena rendahnya produksi gula di Mexico, AS dan Thailand.
Melemahnya real Brazil membuat terhentinya kenaikan harga gula real Brazil turun ke 1 ¼ bulan terendah terhadap dolar pada hari Rabu. Harga gula menjadi murah bagi pembeli luar Brazil sehingga meningkatkan ekspor.
Harga gula meningkat karena turunnya produksi dari Asia, India menjual sedikit dari produksinya dan Thailan produksi berkurang karena pemerintah menurunkan area penanaman ditambah dengan kekeringan karena kurangnya hujan akibat musim monsoon terlambat.
Produksi di Brazil berkurang karena tebu dibuat etanol sehingga produksi gula turun.
Menurut ISO produksi Thailand tebu yang digiling sebesar 34.4 juta ton dari 41.4 juta ton tahun lalu. Produksi gula turun ke 3.495 juta ton dari 4.093 juta ton tahun lalu.
Produksi Ukraina sebesar 1.98 juta ton, turun 19% dari tahun lalu karena area penanaman dikurangi.
Analisa tehnikal gula dengan support pertama di $14.20 dan berikut ke $14.10 dan resistant pertama di $14.60 dan berikut ke $14.70.
Loni T / Analyst Vibiz Research Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido