(Vibiznews-Commodity) Tekanan jual terhadap minyak berjangka Nymex (WTI) sejauh ini sampai hari Senin, tetap tidak terbendung, dengan harganya jatuh hampir 4% ke $52.9 pada jam-jam terakhir, setelah mencapai level terendah sejak awal bulan Oktober tahun lalu.
Harga WTI memulai minggu yang baru dengan nada negatif dan terus berada dalam tekanan jual yang berat, memperpanjang kerugian sepanjang minggu berturut-turut. Meningkatnya keprihatinan atas dengan cepatnya menyebar wabah virus corona Cina secara internasional, dan juga pengaruh negatif yang akan terjadi atas outlook pertumbuhan permintaan minyak membebani emas hitam ini. Dengan kemampuan virus corona dalam penularannya, pasar tetap kuatir atas implikasinya terhadap ekonomi global.
Ditambah lagi dengan meningkatnya permintaan “safe-haven” atas dolar AS secara luas, sebagai respon terhadap ketakutan virus corona memicu sentimen “risk-off” di pasar, berkolaborasi melemahkan harga WTI. Dolar AS yang menguat membuat minyak yang berdenominasi USD menjadi mahal bagi pemegang matauang asing.
Pasar juga menantikan data perubahan persediaan minyak mentah AS mingguan yang akan keluar nanti pada minggu ini untuk arahan trading jangka pendek.
“Support” terdekat menunggu di $52.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $51.41 dan kemudian $50.49. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di $55.61 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $56.83 dan kemudian $57.71.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
Table Talk: Geopolitic Impact & How to grab profit on Market with Autopilot. Soho Capital Building 19th Floor. Jl. Letjen S Parman, Rabu, 29 Januari 2020 . Pk 16:00-17:00. Daftar: 081213520034 (Nama, email, HP, Company). Gratis: 1 buku Forex online Trading – Tren Investasi Masa Kini (Best Seller)