(Vibiznews-Commodity) Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun hampir 16% pada bulan Januari dan memperpanjang penurunannya pada hari pertama perdagangan bulan Februari dengan pasar terus memperhitungkan dampak merebaknya virus corona terhadap harga dari permintaan minyak global. Menurut Bloomberg, konsumi minyak mentah di Cina telah turun hampir 20% yang disebabkan karena merebaknya wabah.
Minyak WTI menyentuh level terendah sejak bulan Januari 2019 pada $49.91 di jam-jam terakhir namun akhirnya naik lagi sedikit dan diperdagangkan disekitar $50.30, dimana masih merugi 2.4% secara basis harian.
Sementara itu, Reuters pada hari Senin melaporkan bahwa OPEC dan sekutunya, OPEC+, sedang mempertimbangkan untuk mengurangi lebih dalam hasil produksi minyak sampai 500.000 barel per hari untuk mengoffset dampak negatif dari outlook permintaan yang suram terhadap harga. Meskipun demikian reaksi yang positp dari WTI terhadap berita ini hanya berlangsung sementara, menunjukkan bahwa pasar tidak berpikir bahwa langkah ini akan cukup kuat untuk membuat pasar seimbang.
Sebelumnya pada hari yang sama, analis dari Citi Group mengumuman bahwa mereka telah menurunkan perkiraan harga minyak untuk kuartal pertama 2020, menyebutkan telah terjadi pergeseran yang drastis di dalam outlook ekonomi Cina dan global ditengah merebaknya virus corona.
“Support” terdekat menunggu di $50.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $49.71 dan kemudian $48.36. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di $52.99 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $53.38 dan kemudian $54.38.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
Datang & Saksikan sendiri pengujian system trading cara hasilkan Profit $1000 dalam waktu singkat. Autopilot Gold Trading System: The Art of Money Maker. Soho Capital Building 19th Floor. Jl. Letjen S Parman, Sabtu, 8 Februari 2020 . Pk 10:00-11:00. Daftar: 081213520034 (Nama, email, HP, Company
