Ekonomi Jepang Alami Kontraksi Terparah Dalam 11 Tahun

632

(Vibiznews – Ekonomi) – Kantor Kabinet Jepang hari Senin (09/03/2020) melaporkan pertumbuhan ekonominya alami kontraksi yang sangat besar periode kuartal terakhir tahun 2019. Ini merupakan kontraksi ekonomi terburuk sejak kuartal pertama tahun 2009 secara tahunan.

Pertumbuhan Jepang pada kuartal terakhir tahun 2019  Jepang mengalami kontraksi 7,1 persen secara tahunan, terbesar sejak Q1 2019 (11 tahun), lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan kontraksi sebelumnya sebesar 6,6 persen. Pemerintah Jepang menyalahkan ambruknya konsumsi swasta dan juga konsumsi bisnis dalam negeri. 

Pertumbuhan PDB Jepang Disetahunkan

Konsumsi swasta turun 2,8 persen, penurunan terbesar sejak Q2 2014 dan penurunan pertama sejak Q3 2018 karena kenaikan pajak penjualan dan topan besar serta musim dingin yang membebani pengeluaran. Dan untuk konsumsi bisnis menurun sebesar 4,6 persen, merupakan penurunan terbesar sejak Q1 2009.

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Jepang merosot 1,8 persen yang lebih rendah dibandingkan kontraksi kuartal sebelumnya di  -1,6 persen.  Nominal GDP turun 1,5 persen secara kuartalan, meleset dari ekspektasi untuk -1,3 persen dan turun dari -1,2 persen. Deflator PDB naik 1,2 persen YoY, sedikit dari ekspektasi 1,3 persen – yang tidak akan berubah.

Jul Allens / Analis Pusat Penelitian Senior Vibiz, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here