(Vibiznews – Economy) – Dalam 2 bulan pertama tahun ini, ekspor China anjlok sangat parah karena merebaknya wabah coronavirus dan liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang membebani rantai pasokan global dan aktivitas bisnis secara keseluruhan menurut laporan Kantor Bea Cukai China pada hari Senin (9/03/2020).
Ekspor China alami penurunan 17,2 persen menjadi $ 292,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya pada periode bulan Januari dan Februari, laporan ini sangat buruk jika dibandingkan dengan ekspansi 7,9 persen yang terlihat pada bulan Desember secara tahunan . Namun data tersebut lebih buruk dari ekspektasi penurunan sebelumnya oleh pasar sebesar 16,2 persen.
Demikian pula, impor China alami penurunan 4 persen menjadi $ 299,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya pada periode bulan Januari dan Februari. Sangat mengecewakan dibandingkan pertumbuhan 16,5 persen pada bulan Desember. Sebelumnya diperkirakan impor diperkirakan akan turun 16,1 persen.
Dari data ekspor dan impor tersebut, akibatnya Neraca perdagangan global China jatuh ke defisit $ 7,1 miliar untuk dua bulan pertama tahun ini mencapai $ 7,09 miliar dibandingkan dengan surplus yang diharapkan $ 38,8 miliar.
Sebelum wabah virus Corona, perdagangan luar negeri China secara tak terduga tangguh meskipun ada perang tarif Beijing dengan AS atas ambisi teknologinya dan ekspor tahun lalu naik 0,5 persen dibanding 2018. Dimana pemerintah setempat mengatakan kepada para eksportir untuk mengejar pasar lain di Asia, Eropa dan Afrika setelah Trump menampar bea hukuman atas barang-barang mereka mulai tahun 2018.
Sebagai informasi, ekspor China ke Amerika Serikat anjlok 27,7 persen pada Januari dan Februari menjadi $ 43 miliar, memburuk dari penurunan 12,5 persen pada Desember. Namun impor barang-barang Amerika merangkak naik 2,5 persen menjadi $ 17,6 miliar, tetapi Cina masih mencatat surplus perdagangan $ 25,4 miliar dengan Amerika Serikat.
Jul Allens / Analis Senior Vibiz Research Center, Vibiz Consulting