(Vibiznews-Commodity) Harga minyak mentah kemungkinan menghadapi tekanan jual tamahan menjelang keputusan tingkat bunga FOMC dimana para pembuat kebijakan diperkirakan akan memangkas tingkat suku bungan sampai 100 basis poin. Terakhir kali bank sentral melakukan maneuver seperti ini adalah pada tahun 2008 setelah tumbangnya Lehman Brothers. Minat terhadap resiko naik sebentar, namun kemudian setelah para investor menggali kedalaman apa yang terjadi, maka muncul kepanikan dipasar karena buruknya keadaan, sehingga membuat diambilnya kebijakan Quantitative Easing tersebut. Saat itu harga minyak mentah turun bersama dengan saham-saham setelah langkah pelonggaran oleh the Fed tersebut. Kelihatannya investor bisa mengambil tindakan yang sama dengan keputusan dari pertemuan kebijakan moneter the Fed pada Federal Open Meeting Committee yang akan diadakan pada hari Rabu minggu ini.
Sementara itu keputusan OPEC baru-baru ini masih terus memberikan tekanan jual atas harga minyak mentah. Pertemuan OPEC+ yang berlangsung di Vienna pada minggu lalu berakhir dengan Arab Saudi menyatakan perang terhadap Rusia. Arab Saudi mengusulkan pemotongan sebesar 1,5 juta barel per hari, sesuatu yang ditolak oleh Rusia dan yang mendorong Arab Saudi untuk melakukan pembalasan. Produsen minyak terbesar dari kerajaan Arab ini, Aramco, memotong harga minyak dan berjanji untuk menaikkan “output” sebesar 2 juta barel per hari. Harga minyak per barel tumbang, dengan WTI diperdagangkan di kerendahan $27.28 per barel, rugi sebesar 25% secara hitungan kasar. Meskipun naik lagi sedikit, emas hitam ini mengakhiri minggu yang terburuk dalam lebih dari 12 tahun.
Saat ini harga minyak mentah WTI diperdagangkan disekitar $31.56 pada jam perdagangan sesi Asia. Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $31.72 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $30.19 dan kemudian $27.36. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $34.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $35.85 dan kemudian $38.69.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
