(Vibiznews-Commodity) Harga minyak mentah berjangka WTI memasuki awal minggu yang baru berada dalam tekanan. Harga minyak benchmark Amerika ini sempat turun ke bawah $21.00 sebelum akhirnya kembali berhasil naik ke atas $24.00.
Status quo untuk komoditi minyak tidak berubah saat ini, dimana perang harga antara Rusia dengan Arab Saudi di sisi “supply” ditambah dengan dampak negatif dari COVID-19 atas pertumbuhan global dari sisi “demand” terus memberikan tekanan yang berat terhadap harga WTI.
Potensi kelegaan terhadap kondisi harga minyak yang rendah ini bisa datang dari intervensi Amerika Serikat, yang diharapkan membuat lobby tingkat tinggi antara Amerika Serikat, Rusia dan Arab Saudi, untuk berdamai demi membawa stabilisasi di pasar minyak.
Perkembangan harga minyak juga akan terpengaruh dengan laporan laporan mingguan dari API dan EIA mengenai persediaan minyak Amerika Serikat yang akan keluar pada hari Selasa dan Rabu berturutan. Pada hari Jumat minggu lalu, perusahaan pengebor minyak Baker Hughes melaporkan jumlah kilangan minyak Amerika Serikat turun sebanyak 19 kilangan, sehingga jumlah kilang minyak yang aktif menjadi tinggal 664.
Saat ini harga minyak WTI diperdagangkan disekitar $25.00. “Resistance” terdekat menunggu di $26.72 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $27.45 dan kemudian $28.45. Sedangkan “support” terdekat menunggu di $22.93 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $21.48 dan kemudian $20.77.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
