(Vibiznews-Commodity) Berkurangnya keprihatinan akan pertumbuhan global setelah tercapainya kesepakatan stimulus coronavirus oleh Senat AS telah mengangkat sentiment terhadap resiko, namun, gagal mendorong momentum pemulihan terhadap minyak berjangka di Nymex, WTI, dengan harganya turun kembali ke batas $24.
Meskipun terjadi rally di pasar global, menyambut dengan gembira paket ekonomi AS untuk melawan krisis coronavirus, pasar minyak masih tetap kurang percaya terhadap keefektifannya untuk benar-benar bisa menstimulasi pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan menaikkan permintaan akan minyak, dengan kebanyakan pemerintah telah mengumumkan “lockdown”untuk mengendalikan penyebaran virus. Karenanya, setiap usaha untuk membuat naik terus mendapatkan tekanan jual.
Terlebih lagi dengan terus berlangsungnya perang harga antara Rusia dengan Arab Saudi. Namun, pergerakan naik terus mendapatkan dukungan dari melemahnya dolar AS, dengan pasar telah memperhitungan dalam harga kesepakatan stimulus AS yang bernilai $2 triliun.
Selanjutnya, penurunan di dalam persediaan minyak mentah AS selama minggu lalu, sebagaimana yang dikatakan melalui data American Petrolium Institute (API), juga membantu menaikkan harga. Data API menunjukkan inventori minyak mentah AS turun 1.2 juta barel pada minggu yang berakhir tanggal 20 Maret menjadi 451.4 juta barel.
Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $23.82 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $22.73 dan kemudian $21.79. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $25.84 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $26.77 dan kemudian $27.86.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



