(Vibiznews – Commodity) PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI merilis data atas transaksi pasar fisik timah batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di KBI selama Quarter I tahun 2020. Dari data tersebut, selama 3 bulan pertama tahun 2020 tercatat transaksi sebanyak 3.859 Lot dalam 19.285 Ton, dan dengan total nilai transaksi sebesar USD 316.344.303
Pasar fisik timah batangan di BBJ yang dikliringkan di KBI, untuk bulan Januari tercatat transaksi sebanyak 1.451 lot dalam 7.256 Ton dan dengan nilai transaksi sebesar USD 123.984.369. Di bulan Februari, terjadi transaksi sebanyak 1.488 Lot dalam 7.256 ton dengan nilai transaksi sebesar USD 122.033.300. Sedangkan di bulan Maret, transaksi tercatat sebanyak 920 Lot dalam 4.603 Ton dan dengan nilai transaksi sebesar USD 70.326.634. Transaksi tertinggi selama Quarter I 2020 terjadi di tanggal 24 Januari 2020 dengan jumlah transaksi sebanyak 810 Lot dengan nilai transaksi sebesar USD 68.577.600.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengatakan, “Pergerakan Transaksi pasar fisik timah batangan di bulan maret ini kami yakini hanya sementara, karena efek global yang ada. Kami optimis, dalam beberapa waktu kedepan, volume trasaksi pasar fisik timah batangan di BBJ akan rebound, seiring dengan membaiknya ekonomi dunia pasca wabah corona di China dan sebagian besar negara-negara di dunia”.
Sejak diluncurkan pertama kali pada Agustus tahun 2019 lalu, pasar fisik timah di Bursa Berjangka Jakarta cukup menarik perhatian para pelaku pasar. Total transaksi yang terjadi dari Agustus sampai dengan Desember 2019 sebanyak 5.436 Lot dalam 27.183 Ton, dengan total nilai transaksi sebesar USD 448.740.124.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, “Kami tetap optimis, pasar fisik timah batangan akan bergerak positif dalam beberapa bulan kedepan. Permintaan pasar global terhadap timah batangan cukup besar. Dan apa yang terjadi saat ini adalah fenomena sesaat karena situasi ekonomi dunia sedang mengalami kontraksi. Kedepan setelah ekonomi dunia pulih, kami optimis transaksi pasar fisik timah batangan akan kembali rebound”.
Herwantoro/VBN