(Vibiznews-Commodity) Harga emas diperdagangkan turun tajam pada awal perdagangan sesi AS pada hari Selasa kemarin. Pasar dunia masih bising dan bahkan tergoncang dengan pergerakan harga minyak mentah berjangka di Nymex yang mencengangkan. Kontrak berjangka minyak AS, WTI, untuk bulan Mei tumbang ke teritori negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah, mencapai – $40, kejatuhan sampai lebih dari 300%.
Harga minyak yang turun habis-habisan ini membuka jalan untuk munculnya kembali sentimen “jual segala sesuatu” ditengah pasar yang gelisah dan panik yang pada gilirannya menekan harga emas.
Emas berjangka bulan Juni terakhir diperdagangkan turun $33.20 per ons pada $1,678.20. Sedangkan emas Antam ditawarkan beli pada Rp 924.000,- per gram, naik Rp 7000,- karena belum menyesuaikan diri dengan penurunan pada hari kemarin.
Pasar saham global kebanyakan turun pada perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun secara solid pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Sebagian ekonomi Amerika Utara kemungkinan akan dibuka kembali segera. Ini adalah minggu yang sibuk bagi pelaporan penghasilan perusahaan, yang akan mengingatkan para trader dan investor akan dampak yang merusak dari pandemik Covid-19.
Hal penting diluar pasar metal berharga kemarin adalah naiknya indeks dolar AS yang mencapai ke ketinggian baru selama tiga hari di 100.15, naik 0.20%.
Secara keseluruhan, emas masih memiliki keuntungan tehnikal jangka pendek ditengah tren naik dalam grafik harian, mingguan maupun bulanan, dengan obyektif kenaikan harga adalah menembus “resistance” yang solid di $1,800.00 setelah terlebih dahulu harus bisa melewati $1,708.00 dan kemudian $1,725.00, sedangkan obyektif penurunan harga emas adalah menembus “support” yang solid di $1,650.00 dengan terlebih dahulu harus bisa melewati $1,685.00 dan kemudian $1,675.00.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



