(Vibiznews-Commodity) Harga emas diperdagangkan turun pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat hari Senin kemarin dengan hal-hal kunci diluar pasar metal berharga yaitu naiknya indeks dolar AS dan turunnya harga minyak mentah, memicu tekanan jual. Sekali lagi, harga emas kelihatannya mengikuti pasar saham AS, yang juga melemah pada hari Senin kemarin.
Emas berjangka bulan Juni diperdagangkan turun $13.70 per ons pada $1,700.20. Sementara emas Antam di tawarkan beli, tidak berubah, pada Rp 911.000,- per gram.
Pasar saham global bervariasi dalam perdagangan semalam, dengan indeks saham Asia kebanyakan naik dan saham-saham Eropa kebanyakan turun. Ada keprihatinan yang baru mengenai gelombang kedua dari Covid-19 menyapu negara-negara yang sudah terpukul keras oleh pandemik. Korea Selatan dan Singapore mengalami kenaikan kasus baru. Perkembangan baru ini muncul ditengah banyak negara-negara utama dunia mulai membuka kembali ekonomi mereka dengan para penduduknya sudah menjadi kurang sabar dikarantina terus.
Selain itu masih ada kegelisahan di pasar mengenai masih tegangnya hubungan antara AS dengan Cina. Kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini saling melemparkan tuduhan mengenai asal muasal dari Covid-19, dengan Presiden Trump mengatakan Cina kemungkinan telah mengembangkan virus corona di laboratoriumnya. Sementara para pejabat perdagangan AS dan Cina telah saling berkomunikasi baru-baru ini dan menegaskan komitmen pembelian produk-produk agrikultural AS oleh Cina, Presiden Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa dia masih akan memberikan sanksi terhadap Cina karena penanganan pandemik pada tahap awal.
Penurunan emas selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,694.01 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,684.98 dan kemudian $1,666.20. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di $1,717.95 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,732.86 dan kemudian $1,756.80.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido