(Vibiznews – Commodity) – Harga soft commodities pada minggu ini mixed dengan harga kopi Arabika turun, harga kopi Robusta naik, harga gula mixed pada hari Jumat, dan harga kakao turun pada hari Jumat.
Harga kopi mixed pada penutupan hari Jumat, harga kopi Arabika turun karena berita dari WHO hari Jumat bahwa terjadi kenaikan dari penyebaran virus corona, sehingga kemungkina akan ada lockdown lagi untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Sedangkan harga kopi Robusta naik karena persediaan yang turun hasil pengamatan ICE persediaan kopi robusta turun ke terendah 13 bulan.
Harga gula mixed pada penutupan hari Jumat dengan harga gula di London turun ke 2 ½ minggu terendah karena meningkatnya perkiraan produksi gula Thailand dan harga gula di New York naik ke tertinggi 1 ½ minggu karena menguatnya real Brazil.
Harga kakao turun pada hari Jumat karena persediaan kakao meningkat.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Juli di ICE New York turun 85 sen (0.90%) menjadi $93.75 dan harga kopi robusta Juli di ICE London naik 0.97%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia 2020/21 naik 5/5% dari tahun lalu menjadi tertinggi 176.1 juta kantong menurut USDA Foreign Agricultural Services (FAS).
- Konsumsi kopi global naik 0.5% dari tahun lalu menjadi 166.058 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia akan menjadi surplus 1.848 juta kantong dari surplus 5.832 juta kantong di 2018/19 menurut ICO
- Perkiraan produksi kopi Arabika Brazil naik 14.5% dari tahun lalu mencapai rekor 67.9 kantong karena cuaca yang baik menurut FAS.
- Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2020/21 naik 12% dari tahun lalu menjadi 41.024 juta kantong menurut FAS.
- Perkiraan produksi kopi Robusta Vietnam di 2020/21 turun 3.5% dari tahun lalu menjadi 30.2 juta kantong menurut FAS
Harga gula Juli di ICE New York naik 16 sen (1.35%) menjadi $12.05 dan harga gula putih Agustus di London turun 0.78 %.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2019/20 ( April / Maret) turun 4.8% dari tahun lalu menjadi 166.7 MMT, setelah naik 0.6% dari tahun lalu mencapai rekor 185.2 MMT di 2018/19 menurut ISO.
- Pasar gula dunia akan defisit 9.3 MMT defisit terbesar sejak 11 tahun,dari surplus 1.7 MMT di 2018/19 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 18.5% dari tahun lalu menjadi 35.3 MMT menurut CONAB
- Produksi gula India negara produsen gula terbesar ke dua dunia, di 2019/20 akan turun turun 15% dari tahun lalu menjadi terendah tiga tahun di 28 MMT menurut India’s National Federation of Cooperative Sugar Factories Ltd.
Harga kakao September di ICE New York turun $18 (0.29%) menjadi $2,252 per ton dan harga kakao September di ICE London turun 0.59%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 ( Okt – Sep) akan turun 0.6% dari tahun lalu menjadi 4.75 MMT menurut ICCO
- Produksi kakao bubuk global turun 0.02% dari tahun lalu menjadi 4.783 MMT menurut ICCO penurunan pertama tahunan sejak 2016
- Pasar kakao dunia akan defisit 80,000 MT di 2019/20 dari defisit 52,000 MT di 2018/19.
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850.00 MMT menurut ICCO.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido