Kinerja Bursa Efek Indonesia Positif Ditengah Masa Pandemi Corona

1853
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – IDX) Memasuki tahun 2020, isu Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) telah menjadi tema utama yang memberikan dampak negatif terhadap aktivitas perekonomian di berbagai negara. Hal ini turut direspon oleh kalangan pelaku ekonomi global dalam menentukan keputusan arah investasi, yang juga akan mempengaruhi pergerakan harga-harga aset di sektor keuangan global, termasuk Indonesia. Memperhatikan dinamika tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 Juni 2020, mengundang wartawan Pasar Modal Indonesia dalam acara Bincang-Bincang Virtual bersama Wartawan, untuk dapat saling berbagi dan berdiskusi terkait perkembangan Pasar Modal Indonesia terkini.

Dirut BEI Inarno Djajadi mengatakan saat ini hampir seluruh kinerja indeks Bursa Global mengalami penurunan, yang turut diikuti penurunan nilai kapitalisasi pasar sahamnya. Sampai dengan akhir minggu lalu, yaitu 19 Juni 2020, indikator pasar dan perdagangan bergerak dinamis, beberapa di antaranya: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 21,54% di level 4.942 diikuti dengan penurunan kapitalisasi pasar sebesar 21,30% menjadi Rp5.717 triliun.

Selanjutnya, dari aktivitas perdagangan, rata-rata frekuensi perdagangan meningkat 9,29% menjadi 513 ribu kali/hari dengan rata-rata total nilai transaksi dan volume transaksi masing-masing sebesar Rp7,72 triliun/hari dan 7,63 miliar lembar/hari. Sejak Maret 2020, aktivitas transaksi terus mengalami peningkatan seiring diterbitkannya rangkaian kebijakan Pemerintah dan otoritas sektor keuangan dalam melakukan stabilisasi kondisi perekonomian dalam negeri.

Sampai dengan saat ini, terdapat 28 Perusahaan Tercatat Baru di BEI, dan per 24 Juni 2020, terdapat 21 pipeline pencatatan efek saham baru. Pencapaian Perusahaan Tercatat Baru di BEI ini merupakan jumlah tertinggi di antara Bursa Efek di kawasan ASEAN. Sedangkan dari sisi investor pasar modal, sampai dengan Mei 2020, terdapat pertumbuhan jumlah investor sebesar 13% menjadi 2,8 juta investor, yang terdiri dari investor saham, reksa dana, dan obligasi, dibandingkan dari akhir tahun lalu.

Dari sisi jumlah produk berbasis Local Index, pertumbuhan Exchange Traded Fund (ETF) yang eksponensial, membuat Indonesia menduduki peringkat pertama di ASEAN, seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan sejak 2018. Pada Juni 2020, telah dicatatkan 2 produk ETF baru di Bursa, sehingga sampai dengan saat ini, telah terdapat 45 ETF tercatat, 22 Manajer Investasi Penerbit ETF, dan 7 Dealer Partisipan ETF di Pasar Modal Indonesia. Nilai transaksi ETF secara keseluruhan juga terus menunjukkan peningkatan yang signifikan pada beberapa tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 55% sejak 2016 sampai dengan 2019. Meskipun mengalami penurunan di Maret 2020 akibat Pandemi COVID-19, rata-rata transaksi harian ETF terus meningkat sampai dengan Februari 2020 yang dicatatkan sebesar Rp130,82 miliar/hari.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here